Titik terang pasca akuisisi Credit Suisse oleh UBS Group AG, menurut analis pasar berjangka Ibrahim, juga masih akan memberikan ketidakpastian di pasar yang khawatir efek rambatan ke sektor yang lebih luas. “Akuisisi ini baru berjalan, [dalam perjalanan] akan ada pemeriksaan masalah keuangan di bank tersebut. Emas bisa menguat lagi bila ternyata masih ada masalah,” jelasnya.
Suluh Wicaksono, analis emas dan manajer bisnis di Victory International Futures, optimistis, emas berpeluang mencetak rekor harga baru tahun ini menyusul gejolak pasar keuangan yang mungkin belum akan mereda cepat.
Namun pendapat berbeda datang dari Vivek Dar analis Commonwealth Bank of Australia. Menurutnya reli harga emas ini akan bisa berlanjut akan sangat bergantung pada dolar AS
“Kami menganggap dolar AS sebagai aset safe-haven yang lebih kuat daripada emas. Itu berarti jika risiko dari kejadian [krisis perbankan] semakin besar, kita biasanya akan melihat pasar akan bergerak dari emas ke dolar AS,” jelasnya seperti dikutip Bloomberg News, Senin (20/3/2023).
Beli emas sekarang?
Harga emas semakin mendekati rekor baru, menurut para analis, membuka peluang cuan untuk masuk saat ini. Terutama bagi peminat emas berjangka atau emas digital. “Untuk dua instrumen itu, investor atau traders bisa bertransaksi dua arah, baik beli atau jual nanti di harga tinggi,” kata Suluh.
Fluktuasi harga yang masih tajam adalah kesempatan bagi trader mencari cuan yang bagus, menurut analis, karena mengambil selisih di antara harga beli dan harga jual sudah bisa memberi peluang untung. Namun, untuk bisa mencicipi trading untung emas berjangka, investor atau trader wajib hukumnya menguasai analisis teknikal emas berjangka juga analisis fundamentalnya. “Tanpa itu, yang ada malah ikut-ikutan dan justru spekulasi saja jadinya lalu merugi,” kata Ibrahim.
Adapun bila berniat mengoleksi emas fisik berupa emas batangan baik itu di Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), emas PT Pegadaian (Persero) atau emas UBS (Untung Bersama Sejahtera), menurut analis harganya kini sudah terlampau mahal. “Sudah terlalu tinggi harganya, lebih baik menunggu koreksi lebih dulu sebelum masuk membeli,” saran Suluh.
Mengacu pada data website Antam, harga emas batangan saat ini dihargai Rp 1,089 per gram, melompat hingga Rp 26.000 hanya dalam jeda singkat. Pada akhir pekan lalu, emas Antam masih Rp 1,063 juta per gram. “Kenaikan ini rekor, di pasar internasional kenaikannya juga besar di atas US$ 20,” kata Ibrahim.
“Beli emas fisik saat ini sudah terlalu tinggi harganya, lebih baik menunggu koreksi lebih dulu sebelum masuk membeli,”
Suluh Wicaksono, Analis Pasar Berjangka Victory International Futures
Harga emas domestik dipengaruhi juga oleh nilai tukar rupiah. Adapun pergerakan emas dan dolar AS seringkali berlawanan arah. Ini yang membuat harga emas agak sulit turun di pasar domestik.
Emas sahabat ketidakpastian
Dalam situasi penuh ketidakpastian, emas selalu menjadi tempat berpaling pemodal, asset-class to go, di seluruh dunia. Bagi investor saham kawakan seperti Warren Buffet, investasi emas mungkin bukanlah yang favorit karena dinilai tidak bisa memberikan imbal hasil sebagaimana surat utang atau saham dengan dividennya. Hanya peluang capital gain saat menjualnya di harga tinggi. “Namun, data historis menunjukkan, emas bisa membantu preserve capital," kata Joeliardi.
Ia mengingatkan, saat Presiden AS Richard Nixon melepaskan peg dolar AS terhadap emas, sekitar 50 tahun lalu, 1 troy ounce emas bisa dibeli di harga US$ 35. Kini, 1 troy ounce emas membutuhkan uang kertas hampir 700% lebih besar. Butuh setidaknya US$ 2.000, 50 tahun kemudian.
Untuk kasus Indonesia, harga emas lebih menggila lagi kenaikannya karena ia juga terdongkrak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Joeliardi mencatat, tahun 1971 untuk 1 troy ounce emas seseorang hanya mengeluarkan uang Rp 12.775. Bandingkan dengan saat ini di mana untuk memborong 1 troy ounce emas saja, seseorang harus merogoh kocek hingga Rp 30 juta atau setara dengan kenaikan 234.000%.
“Terjadinya krisis 1998 telah membuat harga emas naik lebih dari dua kali lipat dari US$ 310 ke US$ 720 [periode 1998-2008]. Saat krisis 2008, harganya juga lebih dari dua kali lipat dari US$ 720 menjadi US$ 1.820,” jelasnya.
Dengan kata lain, dalam jangka panjang emas masih sangat menarik membantu investor membukukan keuntungan. Syaratnya, emas hanya tepat untuk jangka panjang terutama bagi penyuka emas fisik. Sedang bagi peminat trading emas berjangka, fluktuasi yang tajam menjadi peluang untung tanpa melihat time horizon investasi.
Ibrahim menambahkan, harga saat ini mungkin tepat bagi investor emas fisik yang hendak profit taking. Harga buyback emas Antam saat ini bertengger di posisi Rp 974.000 per gram. Namun, bila berspekulasi menunggu emas kembali rekor, ada peluang harga buyback akan semakin naik dan peluang untung investor emas bisa lebih besar.
Kenaikan harga emas masih akan terbuka bila sentimen dari pasar global masih tidak menunjukkan perubahan. Yaitu krisis perbankan yang masih memicu kekhawatiran terutama menyangkut dampak rambatan terhadap sektor keuangan lebih luas. Lalu, pivot kebijakan bank sentral utama menyusul pecahnya krisis perbankan yang salah satunya dipicu langkah pengetatan moneter setahun terakhir. Juga, tensi konflik Ukraina - Rusia, yang menurut Ibrahim, ditakutkan akan merembet lebih luas ke isu Tiongkok - Taiwan juga Korea Selatan vs Korea Utara.
(rui/roy)