Pengungkapan tersebut muncul sebulan setelah penyelidikan terhadap unit Toyota lainnya, Daihatsu Motor Co, menemukan bahwa sebagian besar kendaraannya tidak menjalani uji keamanan dalam kecelakaan dengan benar. Toyota kemudian menunjuk kepala operasinya di Amerika Latin, Masahiro Inoue, untuk membangun kembali kepemimpinan dan kepercayaan pelanggan di produsen truk ringan yang terpuruk tersebut.
Bulan lalu, Menteri Transportasi Tetsuo Saito meminta produsen mobil Jepang untuk melakukan penyelidikan internal atas segala bentuk pelanggaran, termasuk upaya untuk menghindari regulasi, dan melaporkan temuan mereka pada akhir April.
Saat itu, Toyota Industries diperintahkan untuk mengajukan daftar langkah-langkah untuk mencegah skandal di masa depan.
Menanggapi perintah serupa, Daihatsu pada bulan Februari mengatakan akan menambah staf dan waktu produksi, serta memulai pelatihan untuk manajemen dalam upaya meningkatkan transparansi dan budaya internal.
Akio Toyoda, chairman grup Toyota, mengatakan bahwa seluruh organisasi perlu "kembali ke dasar" untuk mengatasi skandal ini.
"Kami telah menjual kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan ini," kata Toyoda kepada wartawan di dekat markas Toyota di Nagoya pada bulan Januari. "Melanggar standar tersebut sama saja dengan mengkhianati kepercayaan pelanggan."
(bbn)