"Gunakan pesawat alternatif Embraer 195-E2 yang kapasitasnya lebih kecil daripada B737 dan A320 atau COMAC C-919 yang belum siap untuk melayani pasar di luar China," kata Alvin.
Penyewaan Pesawat Bekas
Dihubungi secara terpisah, pengamat penerbangan Gatot Rahardjo justru menyarankan maskapai dalam negeri untuk dapat melakukan penyewaan pesawat bekas.
"Sebenarnya untuk sewa pesawat dan beli spareparts itu masih ada, tetapi sekarang sistemnya harus bayar dimuka. Istilahnya ada uang ada barang. Harganya mahal, tapi ya kalau memang mau beli, maskapai nasional harus bisa menyediakan uangnya dulu," ujar Gatot kepada Bloomberg Technoz, Kamis (21/3/2024).
Sehingga, alternatif berupa bantuan dari pemerintah untuk membantu maskapai yang terdampak menurutnya bisa jadi sangat membantu.
"Mungkin alternatifnya bisa dibantu pemerintah melalui skema lembaga pembiayaan dalam negeri untuk membantu para maskapai membeli sparepart atau menyewa pesawat," jelasnya.
Optimalisasi Rute
Sebagai langkah antisipasi meluasnya krisis kepercayaan dan terlambatnya produksi pabrikan pesawat Boeing, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta perusahaan maskapai dalam negeri untuk melakukan optimalisasi rute penerbangan.
"Untuk saat ini kami mengoptimalkan pesawat yang ada dengan melakukan pengelolaan rute yang seoptimal mungkin untuk dapat menangkap demand penumpang di Indonesia," jelas Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati.
Disamping itu, Kemenhub juga akan membahas bersama dengan sejumlah kementerian, lembaga negara, dan maskapai tentang dampak jangka menengah dan jangka panjang dari isu Boeing. Dimana, hal ini berkaitan dengan potensi pemberian insentif atau fasilitas kepada maskapai.
(prc/spt)