Dalam kesempatan berbeda, bank sentral Taiwan kemarin secara tak terduga menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi sejak 2008 -- semua ekonom yang disurvei dalam jajak pendapat Bloomberg memperkirakan tidak ada perubahan.
Kenaikan sebesar 25 bps menjadi 2% merupakan langkah untuk mencegah tekanan inflasi akibat kenaikan harga listrik dalam beberapa bulan mendatang, seiring upaya pemerintah untuk membendung kerugian pada perusahaan listrik milik negara yang menghadapi biaya input energi yang lebih tinggi.
Laju inflasi Taiwan naik 3,08% yoy pada Februari dibandingkan ekspektasi konsensus sebesar 2,6%.`
Di tempat lain, Swiss National Bank mengambil sikap sebaliknya dengan memangkas suku bunga acuan, langkah yang hanya diprediksi oleh 5 dari 23 ekonom yang disurvei Bloomberg. Pemotongan sebesar 25 bps menjadi 1,5% dilakukan setelah inflasi Swiss turun ke level terendah dalam 2 tahun sebesar 1,2% pada Februari, karena pihak berwenang bertindak melawan risiko inflasi.
Setelah keputusan tersebut, franc Swiss turun 1,2% terhadap dolar ke level terendah baru dalam empat bulan.
Rupiah Hari Ini
Rupiah dibuka melemah terlempar lagi ke kisaran Rp15.700-an/US$ dalam perdagangan di pasar spot hari ini, Jumat (22/4/2024) tertekan kebangkitan lagi dolar Amerika Serikat (AS) yang pagi ini semakin kuat di 104,1.
Rupiah melemah ke Rp15.774/US$, tergerus 0,67% dibanding level penutupan hari sebelumnya pada pukul 09:07 WIB. Pelemahan rupiah tidak sendiri. Mayoritas mata uang Asia ambruk tertekan dolar AS. Won Korea Selatan sejauh ini memimpin pelemahan terburuk dengan kehilangan nilai 1,32%, disusul rupiah di urutan kedua terburuk melemah 0,67%, kemudian ringgit Malaysia yang kehilangan 0,57%, baht Thailand juga tergerus 0,38%.
Tekanan pada rupiah hari ini juga tertekan arus modal asing yang mulai melambat masuk ke pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 0,07% pagi ini meski semalam Wall Street ditutup rekor lagi.
Dolar AS kembali perkasa karena para pemodal global melihat risiko dari lebih tingginya prospek bunga The Fed pada 2025 dan 2026 juga jangka panjang.
Hasil FOMC The Fed menyatakan, perkiraan tingkat suku bunga jangka panjang menghasilkan median 2,6%, naik dari median sebelumnya 2,5%. Perubahan itu menyiratkan bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di masa depan.
Secara teknikal, rupiah telah menjebol level support kuatnya di Rp15.700/US$ dan kini bergerak di kisaran support Rp15.740-Rp15.760/US$. Level support rupiah selanjutnya menuju Rp15.820–Rp15.840/US$. Apabila kembali break support tersebut berpotensi menuju Rp15.875/US$.
(lav)