Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Federal Reserve juga menegaskan proyeksi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Beberapa investor telah bersiap menghadapi Bank Sentral untuk memberikan sinyal lanjutan pemotongan yang lebih dekat, karena perekonomian AS terbukti tangguh dan inflasi tetap stabil. Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan akan tepat untuk menurunkan suku bunga pada titik tertentu tahun ini.
Bursa Wall Street semalam melanjutkan reli, ditopang optimisme Federal Reserve akan mampu melakukan pendaratan mulus atau soft landing, sehingga diproyeksi akan meningkatkan prospek pendapatan perusahaan.
“Untuk saat ini, tesis soft landing masih utuh, dengan indikator-indikator utama menunjukkan tanda-tanda tren yang lebih positif,” kata Jim Baird dari Plante Moran Financial Advisors.
Data terbaru menunjukkan, Klaim atau permohonan awal untuk tunjangan pengangguran AS bertahan mendekati level terendah sepanjang sejarah pada pekan lalu. Hal ini menggarisbawahi ketangguhan pasar tenaga kerja, meskipun suku bunga tinggi dan beberapa tanda-tanda perlambatan.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja pada Kamis waktu setempat, Klaim awal turun 2.000 menjadi 210.000 pada minggu 16 Maret. Perkiraan median dalam survei ekonomis Bloomberg menggambarkan angka 213.000.
Klaim lanjutan, yang menunjukkan perkiraan jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran, juga sedikit berubah di angka 1,81 juta pada minggu 9 Maret. Permohonan tunjangan pengangguran tetap rendah selama setahun ini.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Federal Reserve juga merilis ringkasan proyeksi ekonomi atau Summary of Economic Projections (SEP) di mana pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan akan tumbuh 2,1% di tahun 2024, lebih cepat dari proyeksi pertumbuhan 1,4% yang diumumkan pada bulan Desember kemarin.
Berkaitan dengan arah pergerakan suku bunga, Federal Reserve melihat Federal Funds Rate akan turun menjadi 4,6% di penghujung tahun 2024. Dengan kata lain, Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 0,75% tahun ini, sejalan dengan ekspektasi pasar.
“Proyeksi Inflasi (dalam hal ini PCE Price Index) dipertahankan di 2,4% untuk tahun 2024 namun direvisi ke atas untuk 2025 menjadi 2,2% dari 2,1% di Desember. Proyeksi Inflasi Inti (Core PCE Price Index) untuk 2024 juga dinaikkan, menjadi 2,6% dari 2,4% di Desember namun tidak mengalami perubahan di 2025 atau tetap di 2,2%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,10% ke 7.338 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu berada di atas MA-20.
“Pada label hitam, posisi IHSG saat ini sedang berada pada wave iii dari wave (iii) sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.617. Pada label merah, IHSG sudah menyelesaikan wave (b) dan diperkirakan saat ini sedang membentuk wave (c) dari wave [iv] ke rentang area 7.219-7.238,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (22/3/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, DEWA, ERAA, IMAS, dan INKP.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi mengalami pelemahan terbatas ke kisaran 7.320-7.330 pada perdagangan hari ini, imbas peningkatan persaingan dalam menarik capital flow ke Indonesia.
“Satu hari pasca FOMC, indeks di Wall Street kembali menguat dan bahkan membukukan level penutupan tertinggi baru. Utamanya adalah karena meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan. Saham-saham teknologi di AS yang cenderung rate sensitive membukukan kenaikan harga signifikan,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham BBTN, MDKA, ASII, INCO, TINS, dan NCKL.
(fad/aji)