“Aksi beli yang agresif sepertinya sudah kehilangan tenaga, sehingga harga emas terkoreksi,” ujar Daniel Ghali, Commodity Strategist TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Namun, emas dipandang masih menjadi aset favorit tahun ini. Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan global membuat emas jadi menarik di mata investor.
“Emas masih menjadi favorit untuk 2024 bagi para investor hedge fund maupun institusi. Suku bunga yang lebih rendah membuat emas menjadi lebih menarik karena statusnya sebagai non-yielding asset,” sebut riset BofA Research.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67,39. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic TSI berada di 1,97. Sudah sangat jenuh jual (oversold).
Namun dalam waktu dekat sepertinya koreksi masih akan membayangi. Target support terdekat adalah US$ 2.177/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.172/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.186/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.204/troy ons.
(aji)