Bloomberg Technoz, Jakarta - Bahana Sekuritas kembali mempertahankan rekomendasi posisi beli atau buy saham milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dengan target sebelumnya di Rp90/saham.
Analis Bahana Sekuritas Robert Sebastian dalam risetnya mengatakan, rekomendasi tersebut sejalan denga rencana GOTO yang akan melakukan pembelian kembali saham (share buyback) senilai maksimal US$200 juta (Rp3,1 triliun).
Selain itu, Robert juga mengatakan bahwa GOTO juga mencatatkan arus kas hingga efisiensi kinerja yang positif sepanjang tahun lalu.
"Kami pikir dekonsolidasi Tokopedia memberikan lebih banyak ruang untuk penggunaan uang tunai, karena pembelian kembali Jumlah masih dapat dikelola dibandingkan dengan segmen e-commerce sepanjang tahun pembakaran sebesar Rp7 triliun, atau sebesar Rp1,8 triliun per kuartal," papar Robert dalam risetnya, dikutip Kamis (21/3/2024).
Adapun, rekomendasi tersebut terjadi ditengah catatan perusahaan yang membukukan rugi bersih senilai Rp90,93 triliun sepanjang 2023. Angka itu juga meningkat 128% dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp39,57 triliun.
Kerugian itu telah melampaui nilai kapitalisasi pasar atau market cap GOTO yang saat ini mencapai Rp85,6 triliun.
Kata Robert, kerugian itu terjadi akibat adanya divestasi Tokopedia ke TikTok yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini membuat GOTO mencatatkan kerugian penurunan nilai aset goodwill sebesar Rp78,76 triliun selama 2023.
Sekadar catatan, goodwill merupakan aset tak berwujud yang terkait dengan pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain. Nilai dari nama perusahaan, reputasi merek, basis pelanggan, layanan pelanggan yang baik, hubungan karyawan, dan teknologi merupakan aspek-aspek dari goodwill.
Goodwill tidak berkaitan dengan kinerja operasional perusahaan dan lebih mencerminkan harapan jika investasi tersebut akan memberikan keuntungan di masa depan. "Perhatikan bahwa ini bersifat situasional, tidak berulang dan non-tunai," kate Robert.
Jika mengesampingkan penurunan nilai goodwill tersebut, maka sebetulnya rugi GOTO yang berasal dari operasi bisnis cukup membaik dari Rp2,4 triliun menjadi Rp2,1 triliun pada kuartal 4 2023.
Sepanjang 2023, GOTO juga mencatatkan rugi operasional bisnis sebesar Rp11,75 triliun, yang juga turun 60,04% dari 2022 yang mencapai Rp29,40 triliun.
Selain itu, pencatatan EBITDA yang disesuaikan Rp77 miliar pada kuartal IV-2023 itu juga menandakan peluang kinerja positif GOTO sepanjang tahun ini.
"Pencapaian luar biasa ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan kuartalan yang kuat, ditambah dengan manageable pengeluaran biaya," ujar dia.
GOTO juga mencatatkan pendapatan bersih mencapai Rp14,79 triliun di tahun 2023, tumbuh 30,28% dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya Rp11,35 triliun.
Secara detail, pendapatan GOTO tahun lalu senilai Rp14,79 triliun itu diperoleh dari tiga sumber. Pertama, pendapatan imbalan jasa sebesar Rp8,67 triliun, naik 37,40% dari tahun sebelumnya Rp6,31 triliun.
Kedua, pendapatan imbalan iklan yakni sebesar Rp2,20 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp2,34 triliun. Ketiga, pendapatan jasa pengiriman sebesar Rp2,13 triliun, naik 43% dari tahun 2022 senilai Rp1,49 triliun, dan terakhir, pendapatan lain-lain yakni Rp1,79 triliun, naik 48% dari sebelumnya Rp1,21 triliun.
Di sisi lain, GoTo masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp25,14 triliun, dengan jumlah aset sebesar Rp54,10 triliun di Desember tahun lalu dan ekuitas Rp35,72 triliun.
Pada perdagangan sesi I hari ini, saham GOTO berada di Rp68 atau naik 3 poin (4,62%) dari posisi pembukaan perdagangan.
(ibn/dhf)