Hanya saja, kelegaan pasar itu bisa kembali goyah ke depan karena hasil FOMC juga mencatat kenaikan proyeksi tingkat bunga The Fed jangka panjang. The Fed memperkirakan suku bunga jangka panjang akan di kisaran 2,6%, naik dari median sebelumnya 2,5%. Perubahan itu menyiratkan bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di masa depan.
Kenaikan proyeksi itu tidak bisa terlepas dari data inflasi terakhir yang meningkat pada Januari-Februari yang menaikkan juga proyeksi inflasi inti PCE (Personal Consumption Expenditure) tahun ini menjadi 2,6% dan headline PCE tahun depan menjadi sebesar 2,2%.
"Pergerakan [pasca hasil FOMC] tersebut belum mempertimbangkan [priced in] dampak dari revisi proyeksi suku bunga The Fed yang dinaikkan tidak hanya untuk 2025 dan 2026, tapi juga untuk jangka panjang. Penyesuaian berpeluang terjadi setelah pengumuman inflasi PCE pada Jumat pekan depan," kata tim Macroeconomic and Fixed Income Research Mega Capital Sekuritas dalam catatannya, Kamis (21/3/2024).
Kemenangan Prabowo
Pasar domestik hari ini lebih banyak terdorong oleh euforia The Fed meski dari dalam negeri juga ada kabar fundamental yang tak kalah penting. Prabowo Subianto resmi dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 14 Februari berdasarkan hasil perhitungan suara final oleh Komisi Pemilihan Umum yang diumumkan tadi malam.
Prabowo menang telah di 36 dari 38 provinsi dan menjadi kemenangan paling telak sepanjang sejarah Pilpres di Indonesia kendati posisinya bukanlah sebagai petahana.
Namun, meski kepastian hasil pemilu dan pilpres sudah ada, sepertinya para investor terutama pemodal asing di pasar surat utang masih akan berhati-hati menyusul adanya potensi risiko fiskal RI di masa mendatang sejalan dengan pemerintahan baru.
Investor asing telah menjual kepemilikan surat utang RI sedikitnya sebesar US$1 miliar, sekitar Rp15,7 triliun sejak Pemilu 14 Februari dilangsungkan hingga 16-20 hari setelahnya. Para pemodal global terlihat gelisah dengan potensi beban fiskal Indonesia ke depan dengan kepastian Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden RI ke-8, seiring berbagai program populis berbiaya besar yang ia usung.
Apa yang terjadi di pasar surat utang RI menjadi fenomena sendiri karena di pasar surat utang negara Asia lain (peers market) seperti Korea Selatan dan India, pemodal asing justru mencatat inflows dengan banyak memborong surat utang. Hanya Thailand yang mencatat tren serupa di mana surat utang mereka banyak dilepas oleh pemodal asing tetapi nilainya lebih kecil, sekitar US$502 juta, separuh dari nilai outflows di Indonesia.
Para investor dan hedge fund telah menyatakan kekhawatirannya pada potensi pelebaran defisit fiskal oleh pemerintahan baru mendatang karena program makan siang gratis yang diunggulkan oleh Prabowo, sejauh ini tidak disertai perincian tentang bagaimana program itu akan dibiayai, kata Danny Suwarnapruti, Strategist dari Goldman Sachs dalam catatannya seperti dilansir oleh Bloomberg News, Kamis (20/3/2024).
Meskipun ada keuntungan jangka panjang terkait tingkat gizi anak-anak yang mungkin akan meningkat karena program itu, akan tetapi pasar mencermati bagaimana program dengan biaya luar biasa itu bisa berkelanjutan.
"Menjadi penting bahwa ekspansi fiskal dilakukan dengan cara yang berkelanjutan sehingga kami harus memperhatikan janji belanja dengan hati-hati," kata Jon Harrison, Managing Director untuk strategi makro pasar negara berkembang di GlobalData TS Lombard di London.
Kondisi fiskal yang bisa terdampak bisa mempengaruhi tingkat imbal hasil aset rupiah lebih tinggi yang akan memicu kenaikan biaya utang pemerintah. Ini mungkin yang menjelaskan mengapa hari ini di tengah kepastian pemenang pilpres, yield surat utang tenor 2 tahun malah naik meski tidak terlalu banyak.
Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings dalam asesmen terbaru mereka yang dirilis 15 Maret lalu juga memperingatkan perihal makan siang gratis ini. "Kami yakin risiko fiskal jangka menengah telah meningkat karena rencana fiskal pemerintah berikutnya masih belum pasti dengan beberapa janji kampanye tampaknya memerlukan biaya besar," kata Fitch.
Fitch memperkirakan defisit fiskal APBN 2024 akan di kisaran 2,5%. Sementara pada 2025, defisit fiskal akan di kisaran 2,9%, tipis di bawah batas yang diperbolehkan Undang-Undang di 3%.
(rui/aji)