Negara ini memang telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam sektor penerbangan. Pada bulan lalum Air India Ltd. mengumumkan kesepakatan terbesar dalam sejarah penerbangan komersial. Sedangkan perusahaan raksasa seperti Boeing dan Airbus SE telah mengambil suku cadang dari India selama bertahun-tahun.
India ingin menjadi pemimpin dalam transportasi udara, menurut Menteri Penerbangan Sipil Jyotiraditya Scindia yang membuka acara CAPA India Aviation Summit pada Senin (20/03/2023). Boeing memperkirakan lalu lintas penumpang India akan tumbuh hampir 7% per tahun, dibandingkan dengan 4,9% di China dari tahun 2022 hingga 2041.
“Pertumbuhan infrastruktur penerbangan akan membawa peningkatan ekonomi yang sangat besar. Bandara baru akan meningkatkan kualitas hidup kebanyakan orang yang disebabkan oleh infrastruktur jalan yang buruk dan kereta api yang lambat di India,” kata Jayant Mukhopadhaya, peneliti di Dewan Transportasi Bersih Internasional India (International Council of Clean Transportation).
Perdana Menteri (PM) Narendra Modi ingin menjadikan India sebagai pusat penghubung kelas dunia untuk tujuan wisata dan bisnis. Salah satu agenda pembangunannya adalah menghubungkan kota-kota kecil melalui udara.
Air India milik Tata Group, sebuah konglomerasi terbesar di India telah memesan 470 pesawat. Sementara IndiGo, maskapai penerbangan No. 1 di negara itu diperkirakan akan melakukan pemesanan yang lebih besar.
Dengan adanya akuisisi baru, India berupaya mengejar pasar penerbangan yang lebih besar seperti China. Menurut data dari Cirium, India memiliki lebih dari 1.400 pesawat yang dipesan, yang juga termasuk surat pernyataan minat (letter of intent/LoI). Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari China, yang pada saat bersamaan berupaya menggandakan bandaranya menjadi 450 pada tahun 2035. China saat ini mengoperasikan armada yang jauh lebih besar daripada India.
Mengingat fokus Modi pada pertumbuhan, di mana ia menargetkan PDB sebesar US$ 5 triliun pada tahun 2025, penerbangan akan terus menjadi prioritas utama pemerintahannya. Pusat Riset Ekonomi dan Bisnis (CEBR) memperkirakan ekonomi India akan mencapai US$ 10 triliun pada tahun 2035.
Selain itu, India juga menjadi salah satu lokasi pilihan bagi produsen yang ingin beralih dari China akibat ketegangan antara Washington dan Beijing yang meningkat. Mitra Apple Inc., Foxconn Technology Group tengah mendirikan pabrik dan menciptakan ratusan ribu pekerjaan di India. Hal itu menandakan India membutuhkan bandara yang lebih baik dengan kapasitas yang ditingkatkan karena permintaan perjalanan yang melonjak.
--Dengan asistensi Angus Whitley dan Danny Lee.
(bbn)