Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) masih membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Federal Funds Rate sebanyak tiga kali. Sinyal ini diberikan saat pejabat The Fed baru saja memutuskan untuk menahan tingkat bunga pada periode Maret.
Bank Sentral bergerak dan fokus ke arah memperlambat laju pengurangan kepemilikan obligasi, dan tidak khawatir dengan kenaikan inflasi baru-baru ini.
Para pejabat memutuskan dengan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25%–5,5%, atau yang tertinggi sejak 2001, untuk pertemuan kelima kalinya berturut-turut. Ini masih menjadi yang tertinggi dalam 22 tahun.
Para pembuat kebijakan juga mengisyaratkan bahwa mereka tetap berada di jalur untuk pengguntingan suku bunga acuan tahun ini untuk pertama kalinya sejak Maret 2020, dengan melihat tiga kali pemangkasan pada tahun 2024.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, kenaikan inflasi baru-baru ini tidak mengubah pesan Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu, tekanan harga akan terus mereda atau kemungkinan akan tepat untuk menurunkan suku bunga pada suatu saat di tahun ini.
Mereka melihat inflasi yang lebih tinggi, pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kuat, dan tingkat pengangguran yang lebih rendah di tahun 2024 dibandingkan dengan perkiraan di Desember.
Ia juga menyoroti bahwa suku bunga acuan yang tinggi telah membebani investasi bisnis. Adapun Dot Plot terbaru The Fed memperlihatkan 10 pejabat memperkirakan tiga kali atau lebih potensi penurunan bunga acuan masing-masing 25 bps, sementara sembilan pejabat lain memprediksi dua kali atau kurang. The Fed juga memperbarui median proyeksi bunga acuan jangka panjang mereka dari 2,5% menjadi 2,6%.
Dengan demikian, sebagian besar anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memperkirakan suku bunga acuan akan turun 75 basis poin (bps) pada tahun ini.
Dari regional, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, sesuai ekspektasi pasar, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) mempertahankan suku bunga Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 Tahun di 3,45%, sementara suku bunga LPR bertenor 5 Tahun dipertahankan di 3,95%.
“PBOC sedang berusaha membalikkan arah perekonomian dari hadapan krisis sektor properti dan rendahnya Indeks Kepercayaan Konsumen. Minggu lalu, PBOC juga mempertahankan suku bunga Medium-Term Lending Rates (MLF) dan menguras uang tunai dari sistem perbankan untuk pertama kali sejak November 2022, dipicu oleh kekhawatiran bahwa uang tunai yang terlalu banyak beredar di sistem perbankan mungkin akan ‘Bocor’ dan membanjiri sektor riil,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur RDG periode Maret. Hasilnya sesuai dugaan, suku bunga acuan masih ditahan.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pra-stabilitas untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ini juga merupakan langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,08% ke 7.331 disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Pada label hitam, posisi IHSG saat ini sedang berada pada wave iii dari wave (iii) sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.617. Pada label merah, IHSG sudah menyelesaikan wave (b) dan diperkirakan saat ini sedang membentuk wave (c) dari wave [iv] ke rentang area 7.219-7.238” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (21/3/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BREN, BRMS, DOID, dan MDKA.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi berfluktuasi di atas support 7.300 di perdagangan Kamis 21 Maret, hari ini.
“IHSG diperkirakan berfluktuasi di atas support 7.300 di Kamis (21/3). Strong support 7.300 didasari oleh kondisi oversold pada Stochastic RSI dan didukung penyempitan negative slope MACD (20/3),” tulisnya.
FOMC The Fed yang diumumkan pada dini hari tadi memicu reli di pasar saham, mayoritas indeks di Wall Street menguat lebih dari 1% semalam di perdagangan Rabu (20/3) waktu setempat.
Dengan pandangan yang lebih dovish dari Kepala the Fed, serta isyarat yang diberikan oleh para pejabat mengenai potensi pemangkasan suku bunga sebesar 75 bps pada akhir tahun 2024, pasar keuangan mendapatkan arah yang lebih jelas. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif terhadap aliran modal dan nilai tukar Rupiah, menjadikan kondisi pasar lebih stabil dan menguntungkan bagi para investor.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham BBRI, BBNI, BTPS, JSMR, SIDO, dan GJTL.
(fad/wep)