Ini membuat banyak negara memilih gas ketimbang batu bara. Termasuk China, konsumen batu bara terbesar dunia.
Mengutip catatan Bloomberg, impor LNG China mencapai 5,5 juta ton pada Februari. Melonjak 15% dibandingkan Februari 2023 dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
“Harga masih menjadi kunci peralihan ke gas, terutama di sektor hilir,” ujar Duan Zhaofang, Head of Gas Division di CNPC Economic and Technology Research, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,66. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang berada di posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 58,67. Masih berada di area beli (long) sehingga ada ruang untuk akumulasi.
Oleh karena itu, harga batu bara berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah US$ 133/ton. Jika tertembus, maka US$ 135/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 126/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga batu bara turun ke arah US$ 122/ton.
(aji)