Untuk arus balik, puncaknya diestimasikan terjadi pada H+2 atau Selasa 25 April 2023 dan masih akan cukup tinggi hingga H+3 atau Rabu 26 April 2023.
"Persiapan kami lakukan sejak dini, sehingga kita bisa lebih siap dan masih punya waktu untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada,” kata Budi Karya, dikutip dari siaran pers, Senin (20/3/2023).
Budi Karya menjabarkan pemerintah akan menerbitkan surat keputusan bersama (SKB) untuk menentukan waktu pelaksanaan rekayasa lalu lintas, yang penerapannya di lapangan akan dilakukan oleh Korlantas Polri.
Guna mengatasi potensi lonjakan kendaraan di jalur tol arah Semarang, Korlantas Polri, Kementerian PUPR, Badan Pengelolaan Jalan Tol (BPJT), Jasa Marga, dan unsur terkait lainnya akan menyiapkan manajemen rekayasa lalu lintas seperti, contra flow, one way, pembatasan angkutan barang dan lain sebagainya.
Upaya lainnya mencakup penambahan dan peningkatan fasilitas prasarana jalan seperti, perbaikan dan pelebaran jalan, penambahan rest area, penambahan marka jalan, dan fasilitas jalan lainnya.
Selain penyiapan rekayasa lalu lintas dan peningkatan fasilitas jalan, Budi Karya mengimbau masyarakat mengatur waktu penggunaan kendaraan pribadi roda empat agar perjalanan mudiknya lebih nyaman.
"Pilih waktu mudik lebih awal, dan hindari waktu puncak arus mudik dan balik. Dengan demikian, diharapkan penyebaran pergerakan kendaraan lebih merata dan tidak terjadi suatu puncak lonjakan di satu hari tertentu yang sangat tinggi, " tuturnya.
(wdh)