Ida juga mengatakan Jepang adalah "tujuan yang sangat menarik bagi orang Indonesia, terutama generasi muda."
Pihak Kemenaker menambahkan, bahwa 100 pekerja yang akan dikirim, kementerian berharap 70.000 pekerja akan bepergian menggunakan program visa Pekerja Terampil Tertentu Jepang, yang memungkinkan tinggal hingga lima tahun. Diharapkan 30.000 lainnya akan bekerja di bawah program yang berbeda.
Kedua negara juga sepakat dalam forum untuk membentuk platform untuk pertukaran informasi terkait pekerjaan antara sektor publik dan swasta, serta menawarkan pelatihan keterampilan dan bahasa Jepang untuk orang Indonesia.
Tergiur Gaji Besar
Sementara itu, jumlah pekerja Indonesia meningkat 192,2% dalam lima tahun menjadi 121.507 orang, dan 56% antara 2022 dan 2023. Gaji rendah di dalam negeri membuat banyak pekerja Indonesia masih menganggap Jepang sebagai tujuan yang menarik.
Warga negara Indonesia menyumbang 56% dari pekerja terampil spesifik Jepang, sebuah desain yang dibuat pada tahun 2019 untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri tertentu. Banyak dari mereka bekerja di manufaktur, konstruksi, perawatan kesehatan, dan layanan makanan.
Agen penempatan kerja berbasis di Tokyo, Persol Global Workforce, mulai membawa pekerja terampil spesifik di sektor pertanian tahun lalu dalam sebuah perjanjian dengan lembaga pendidikan Indonesia. Indonesia bercita-cita menjadi salah satu produsen pertanian terkemuka di dunia, dan ingin mendapatkan keahlian melalui warga negaranya yang bekerja di Jepang.
"Ada banyak potensi di Indonesia, yang memiliki populasi 270 juta," kata Motoki Yuzuriha, presiden agensi penempatan kerja Mynavi Global.
"Saya pikir akhirnya bisa melampaui Vietnam dalam peran yang dimainkannya di pasar tenaga kerja Jepang."
Pekerja dari Myanmar juga meningkat tajam. Meskipun jumlah mereka begitu sedikit pada tahun 2018 sehingga mereka tidak memiliki kategori dalam pemecahan tahun itu, angka tersebut melonjak 49,9% antara 2022 dan 2023 menjadi 71.188.
(spt)