QCP Capital, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang berbasis di Singapura, menulis dalam sebuah catatan pada hari Selasa bahwa mereka akan “melacak dengan cermat angka aliran ETF agregat hari ini,” menambahkan bahwa “negatif arus dana bersih akan menjadi sinyal bearish yang jelas.”
Efek Sentimen Kebijakan Moneter
Risiko dari kebijakan moneter adalah salah satu kartu liar hingga menekan pergerakan harga Bitcoin. Tekanan inflasi yang terus-menerus membatasi ekspektasi untuk pengaturan Fed yang lebih longgar. Kabar Jepang menghapus suku bunga negatif terakhir di dunia juga menjadi perhatian pasar kripto.
Arus dana yang masuk di ETF Spot sekitar US$11,6 miliar hingga mendorong minat besar investor pada Bitcoin kini mulai labil. Denyut nadi awal permintaan terhadap produk ini meredup di tengah peringatan bubble pada beberapa aset. Bitcoin sempat berada di puncak tertinggi sepanjang masa US$73.798 minggu lalu.
Grayscale Bitcoin Trust atau GBTC dengan nilai US$25 miliar, membukukan arus keluar US$643 juta hingga Senin, yang terbesar sejak dikonversi menjadi ETF pada 11 Januari, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Sebelumnya, permintaan yang kuat untuk sembilan ETF spot-Bitcoin baru yang diluncurkan pada saat yang sama telah lebih dari sekadar menutupi serentetan keluarnya GBTC.
Tetapi arus masuk ke produk dari raksasa seperti Fidelity Investments dan BlackRock Inc juga mendingin, dan kumpulan 10 ETF secara keseluruhan mengalami arus keluar bersih sebesar US$ 154 juta pada 18 Maret.
- Dengan asistensi Sidhartha Shukla.
(fad/wep)