Dalam percakapan telepon itu, Biden memperingatkan Netanyahu bahwa serangan darat ke Rafah adalah "kesalahan" dan bahwa Israel dapat mencapai tujuan militernya dengan cara lain, menurut Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih.
Pada Senin (18/3/2024) waktu setempat, Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan setempat, "Presiden (Biden) menjelaskan mengapa dia sangat prihatin dengan prospek Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Rafah."
"Operasi darat besar-besaran di sana merupakan sebuah kesalahan—hal ini akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza, dan semakin mengisolasi Israel secara internasional," katanya merujuk pada peringatan yang disampaikan Biden kepada Netanyahu dalam percakapan telepon tersebut.
Washington melakukan upaya diplomatik baru dalam upaya mencapai gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama lima bulan terakhir di Jalur Gaza. Gencatan senjata ini akan mencakup pembebasan sandera dan penyediaan lebih banyak bantuan pangan untuk menghentikan kelaparan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan perjalanan terbarunya ke Timur Tengah, di mana dia akan "membahas arsitektur yang tepat untuk perdamaian abadi" dengan bertemu dengan para pemimpin senior Mesir dan Arab Saudi.
(ros)