Mempertahankan BI rate akan membantu selisih imbal hasil investasi RI dengan Amerika bertahan di level kompetitif sehingga arus keluar modal bisa dicegah. Pada 18 Maret lalu, pemodal asing untuk pertama kalinya mencatat net buy di SBN senilai US$190 juta, seperti ditunjukkan data Bloomberg.
Keputusan BoJ menaikkan suku bunga kebijakan, pertama kali dalam 17 tahun terakhir juga dapat menjadi tambahan ancaman bagi Indonesia apabila pengetatan moneter Negeri Sakura berlanjut di sisa tahun ini. Posisi Jepang sebagai kreditur terbesar RI setelah Singapura dan AS, ditambah dominannya ULN Indonesia dalam denominasi yen memberi risiko tersendiri bagi Indonesia.
Secara teknikal nilai rupiah memperlihatkan potensi pelemahan dengan target kontraksi terdekat menuju Rp15.735-Rp15.750/US$. Level support terendah selanjutnya berpotensi tertahan di Rp15.780/US$.
Dalam jangka menengah, rupiah masih berpotensi membentuk tren Lower Low Lower High, dengan terkonfirmasi break support indikator MA-50 dan MA-100, yang berpotensi membawa rupiah ke Rp15.800/US$.
Sebaliknya, bila hari ini rupiah memberi indikasi penguatan, ada level resistance potensial terdekat yang dapat menuju Rp15.700/US$. Kisaran pergerakan rupiah dalam tren menguat ada di antara Rp15.680-Rp15.640/US$.
(rui)