Produksi minyak sawit mentah di negara produsen terbesar, Indonesia, diperkirakan akan turun setidaknya 1 juta ton pada 2024. Sementara itu produksi Malaysia akan tetap datar, ujar Mistry, direktur di Godrej International Ltd.
Tren ini kemungkinan akan berlangsung setidaknya selama 5 tahun, karena industri ini harus menghadapi pohon-pohon yang sudah tua, cuaca yang tidak menentu dan sedikit perbaikan dalam praktik-praktik pertanian, ujarnya dalam sebuah wawancara.
"Saya rasa Anda harus cukup optimistis terhadap semua minyak, terutama kelapa sawit," ujarnya di sela-sela Konferensi Prospek Harga Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Laurel di Kuala Lumpur, seperti diberitakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO memang masih bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 70,33.
RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun, RSI di atas 70 sekaligus menjadi sinyal sudah masuk area jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 63,92. Masih cenderung di zona beli (long).
Sinyal yang mixed tersebut sepertinya akan membuat harga CPO masih berada di jalur koreksi. Target support terdekat ada di MYR 4.150/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.024/ton bisa menjadi target berikutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah MYR 4.230/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO melesat menuju MYR 4.270/ton.
(aji)