Dalam keterangan resmi, Selasa ini, manajemen GoTo juga menyampaikan perseroan berhasil mencatatkan EBITDA Grup yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar di kuartal IV-2023. Di saat yang sama, nilai transaksi bruto (GTV) juga naik 8% dari kuartal sebelumnya dan 1% dari kuartal IV-2022.
Rugi tanpa goodwill
Dalam laporan keuangan itu, GOTO masih mencatat adanya kerugian penurunan nilai aset goodwill akibat pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) pascadekonsolidasi Tokopedia dari neraca keuangan GOTO setelah investasi TikTok sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Goodwill adalah selisih pembelian Tokopedia dalam bentuk saham yang dilakukan saat Gojek merger dengan Tokopedia di Mei 2021. Secara sederhana, goodwill adalah aset tak terwujud yang berupa selisih angka yang muncul dari kelebihan harga beli yang di atas harga pasar dalam sebuah transaksi pembelian perusahaan.
Rugi Rp 78,77 triliun yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), non-kas, dan tidak berdampak baik kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas Perseroan.
Jika mengecualikan penurunan nilai goodwill pembelian Tokopedia, maka sebetulnya rugi Goto yang berasal dari operasi bisnis adalah Rp11,75 triliun atau turun 60,04% dari tahun 2022 yang mencapai Rp29,40 triliun.
Mengacu laporan keuangan itu, secara detail, pendapatan GOTO tahun lalu senilai Rp14,79 triliun itu diperoleh dari tiga sumber. Pertama, pendapatan imbalan jasa sebesar Rp8,67 triliun, naik 37,40% dari tahun sebelumnya Rp6,31 triliun.
Kedua, pendapatan imbalan iklan yakni sebesar Rp2,20 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp2,34 triliun, ketiga, pendapatan jasa pengiriman sebesar Rp2,13 triliun, naik 43% dari tahun 2022 senilai Rp1,49 triliun, dan terakhir, pendapatan lain-lain yakni Rp1,79 triliun, naik 48% dari sebelumnya Rp1,21 triliun.
Di sisi lain, GoTo masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp25,14 triliun, dengan jumlah aset sebesar Rp54,10 triliun di Desember tahun lalu dan ekuitas Rp35,72 triliun.
(ibn/dba)