Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg, Aset kripto Bitcoin drop semakin luas pada kisaran 11% dalam sepekan, hingga menyisakan harga di bawah US$65.000. Apa penyebabnya?

Hingga pukul 14:20 waktu Indonesia, Bitcoin mencatatkan penurunan harga 11,2% dibandingkan sepekan lalu menjadi US$63.967,35 (sekitar Rp997,89 juta). 

Bitcoin masih dalam tren koreksi cukup dalam, dengan penurunan sekitar 5,8% dalam 24 jam perdagangan terakhir. Terpantau terjadi arus keluar dari instrumen investasi ETF Spot, setelah selama Februari hingga awal Maret terjadi gelombang injeksi dana.

Grayscale Bitcoin Trust senilai US$25 miliar, atau GBTC, membukukan arus keluar US$643 juta pada hari Senin waktu AS, yang terbesar sejak dikonversi menjadi ETF pada 11 Januari, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Sebelumnya, permintaan yang kuat untuk sembilan ETF spot-Bitcoin baru yang diluncurkan pada saat yang sama telah lebih dari sekadar menutupi serentetan keluarnya GBTC. 

Terjadi arus keluar bersih secara keseluruhan sebesar US$154 juta pada 18 Maret 2024. Dua produk ETF favorit investor, Fidelity Investments dan BlackRock Inc, juga telah mendingin.

QCP Capital, sebuah perusahaan perdagangan crypto yang berbasis di Singapura, menulis dalam sebuah catatan pada hari Selasa bahwa mereka akan “melacak dengan cermat angka aliran ETF agregat hari ini,” menambahkan bahwa “negatif arus dana bersih akan menjadi sinyal bearish yang jelas.”

Sejak mulai diperdagangkan, ETF secara keseluruhan telah menarik dana sebesar US$12 miliar.

Minat investor mendorong Bitcoin ke puncak tertinggi sepanjang masa di US$73.798 minggu lalu. Sejak saat itu, mata uang kripto paling berharga di dunia itu mulai goyah.

Denyut nadi awal permintaan terhadap produk ini meredup di tengah peringatan mengenai bubble pada beberapa aset.

Risiko dari kebijakan moneter adalah salah satu kartu liar. Tekanan inflasi yang terus-menerus membatasi ekspektasi untuk pengaturan Fed yang lebih longgar.

Kabar lain, Jepang baru saja menarik program stimulus moneter paling agresif dalam sejarah modern, menghapus suku bunga negatif terakhir di dunia.

Pengelola GBTC, Grayscale Investments LLC, berniat untuk meluncurkan ETF  model lain, untuk bersaing dengan produk lain yang menawarkan biaya lebih murah. Biaya diperkirakan akan lebih rendah daripada GBTC, kata seseorang yang mengetahui masalah ini kepada Bloomberg.

Hingga pukul 14:00 waktu Indonesia, seperti dipantau Bloomberg, Bitcoin terjadi penurunan sekitar 3% dan diperdagangkan pada US$65.380. Token utama lainnya seperti Ether, Solana, dan Dogecoin yang menjadi favorit para meme juga mengalami kerugian.

- Dengan asistensi Ryan Weeks.

(red/wep)

No more pages