Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir kembali mengajukan permohonan penyertaan modal negara (PMN) untuk beberapa perusahaan pelat merah mencapai Rp 44 triliun pada 2025.
Adapun, perusahaan yang memperoleh pengajuan PMN terbanyak yakni PT Hutama Karya (HK) yang mencapai Rp13,8 triliun.
"Untuk APBN 2025, kita mengusulkan Rp44 triliun, di mana terbesar dari Hutama Karya. Ini untuk pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) fase 2 dan 3 yaitu 13,8 triliun," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (19/3/2024).
Kemudian, Erick mengatakan, usulan PMN lainnya diajukan kepada PT Asabri untuk perbaikan permodalan senilai Rp3,6 triliun.
"Kalau kemarin itu mereka top up secara struktur, ini ada PMN. Ini kita masih nego, kita mintanya seperti yang kemarIN," ujar dia.
Selanjutnya, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) senilai Rp3 triliun. Dana itu ditujukan untuk program listrik ke pedesaan.
Berikut usulan PMN ke perusahaan BUMN untuk 2025.
- PT Hutama Karya (HK) : Rp13,8 triliun untuk melanjutkan proyek pembangunan JTTS fase 2 dan 3.
- PT Asabri : Rp3,6 triliun untuk perbaikan permodalan
- PT PLN (Persero) : Rp3 triliun untuk program listrik desa
- PT IFG : Rp3 triliun untuk penguatan permodalan KUR
- PT Pelni : Rp2,5 triliun untuk pengadaan kapal baru
- PT Biofarma : Rp2,2 triliun untuk fasilitas capex baru
- PT Adhi Karya : Rp2,06 triliun untuk pembangun Tol Jogja (Bawen-Solo)
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) : Rp2 triliun untuk perbaikan struktur permodalan
- PT Len Industri : Rp2 triliun untuk penyehatan keuangan
- Danareksa : Rp2 triliun untuk pengembangan usaha
- PT Kereta Api Indonesia (KAI) : Rp1,8 triliun untuk pengadaan trainset baru penugasan pemerintah
- PT ID FOOD : Rp1,6 triliun untuk modal kerja dan investasi program CFF
- PT Pembangunan Perumahan (PP) : Rp1,56 triliun untuk penyelesaian Tol Jogja-Bawen dan KIT Subang
- Perum Damri : Rp1 triliun untuk penyediaan bus listrik
- Perumnas : Rp1 triliun untuk restrukturisasi dan penyelesaian pendanaan
- PT INKA : Rp976 miliar untuk pembuatan kereta KRL
Sementara itu, Erick mengatakan bahwa sepanjang 2023, pihaknya mencatatkan laba konsolidasian seluruh perusaaan pelat merah telah mencapai Rp292 triliun. Angka itu naik hampir 15% dibandingkan tahun sebelumnya di Rp254 triliun.
Adapun sebanyak 81,2 triliun atau sekitar 27,8% diantaranya berasal dari laba dividen perusahan pelat merah yang juga telah disetor ke Kementerian Keuangan.
(ibn/dhf)