Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatatkan pendapatan dari penjualan hasil tambang senilai US$9,29 miliar atau setara Rp145,9 triliun (asumsi kurs Rp15.697,45) sepanjang 2023.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,29% dibandingkan dengan realisasi pada 2022 yang berjumlah US$9,71 miliar atau setara Rp152,4 triliun pada 2022.
Menyitir pernyataan perusahaan di Singapore Stock Exchange (SGX), dilansir Selasa (19/3/2024), realisasi pendapatan dari hasil tambang Freeport pada 2023 itu terdiri dari; pertama, konsentrat tembaga senilai US$4,35 miliar pada 2023 atau turun 31,12% secara tahunan atau year on year (yoy) US$6,32 miliar pada 2022.
Kedua, konsentrat emas US$2,65 miliar pada 2023 atau turun 18,3% dari capaian US$3,25 miliar pada 2022. Ketiga, konsentrat perak US$110,7 juta pada 2023 atau turun 17,08% dariUS$133,5 juta pada 2022.
Keempat, katoda tembaga US$1,47 miliar pada 2023. Kelima, emas dalam lumpur (gold in slimes) US$652,1 juta pada 2023. Keenam, perak dalam lumpur (silver in slimes) US$28,2 juta pada 2023. Ketujuh, pendapatan lainnya US$17,6 juta pada 2023.
Namun, total pendapatan bersih terkonsolidasi PTFI mencapai US$8,43 miliar pada 2023 setelah dikurangi dengan biaya royalti, bea keluar, dan sebagainya.

Sebaran Penjualan
Adapun, PTFI mencatat penjualan di Indonesia sebesar US$767,2 juta pada 2023 atau turun dibandingkan dengan US$3,02 miliar pada 2022.
Secara pangsa pasar, Jepang menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$2,32 miliar pada 2023 atau meningkat 98,37% dibandingkan US$1,17 miliar pada 2022.
Tujuan Ekspor PTFI 2023:
- Jepang : US$2,32 miliar
- Swiss : US$2,06 miliar
- Singapura : US$1,01 miliar
- Spanyol : US$620,3 juta
- Filipina : US$396,2 juta
- Jerman : US$355,4 juta
- Amerika Serikat : US$328,3 juta
- India : US$288,2 juta
- Korea : US$120,18 juta
- Britania Raya : US$89,2 juta
- China : US$55,6 juta
(dov/wdh)