Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN), mengacu data Bloomberg juga semakin meningkat. INDOGB 2Y berada di kisaran 6,32%, sementara 5Y di kisaran 6,51% dan 10Y saat ini berada di 6,63%.
Pemodal asing kembali menempuh aksi jual. Pada Jumat pekan lalu, asing menjual sekitar US$159,27 juta SBN di pasar dan mendorong bank sentral masuk mengintervensi dengan memborong surat utang dengan pembelanjaan sekitar Rp50 triliun.
Hari ini, pemerintah menggelar lelang rutin sukuk negara (SBSN) dengan target indikatif Rp12 triliun. Berkaca dari gelar lelang SUN pekan lalu yang hanya membukukan kenaikan tipis animo pasar, lelang sukuk hari ini sepertinya akan mencatat tren sama menyusul masih kuatnya sentimen bearish di pasar surat utang saat ini.
Bank Indonesia hari ini juga memulai gelar Rapat Dewan Gubernur selama dua hari ke depan dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan Maret pada esok hari, Rabu (20/3/2024). Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan BI masih akan mempertahankan bunga acuan di level saat ini 6% menyusul masih kuatnya skenario higher for longer suku bunga The Fed.
Pelaku pasar juga akan mencermati pengumuman penghitungan hasil suara Pemilu dan Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum yang sepertinya sudah tinggal selangkah lagi. Dua kandidat yang tertinggal perolehan suaranya yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bersiap mengajukan tuntutan hukum menyoal hasil Pilpres yang ditengarai banyak kecurangan.
Analisis teknikal
Secara teknikal, rupiah masih akan melanjutkan pelemahan dengan target koreksi terdekat menuju area level Rp15.720/US$-Rp15.750/US$.
Bila level itu kembali jebol, maka rupiah terkonfirmasi makin menjauhi indikator MA-50 dan MA-100 yang jadi resistance terkuat saat ini, di Rp15.640/US$.
Sebaliknya, bila angin berbalik dan rupiah menguat, terdapat level resistance terdekat yang menarik dicermati di Rp15.670/US$ dan Rp15.610/US$. Dalam jangka pendek, rupiah masih ada potensi pelemahan ke level Rp15.790/US$.
(rui)