Logo Bloomberg Technoz

“Tentu saja, pada saat yang sama, kami ingin memastikan bahwa semua yang kami lakukan adalah untuk kepentingan nasional kami dan menangani masalah keamanan nasional kami.”

Setelah 18 bulan negosiasi, para pemimpin AS dan Inggris pekan lalu mengumumkan rincian rencana mereka untuk menyediakan armada kapal selam bertenaga nuklir ke Australia selama 30 tahun dan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menanggapi dengan mengatakan kesepakatan itu akan "memperburuk" perlombaan senjata regional, dan bahwa AUKUS telah "mengabaikan keprihatinan komunitas internasional” dan melangkah “ke jalan yang salah dan berbahaya."

Hubungan Canberra dengan Beijing memburuk pada awal 2020 setelah Perdana Menteri saat itu Scott Morrison menyerukan penyelidikan global tentang asal-usul Covid-19, yang dipandang China sebagai bagian dari upaya pimpinan AS untuk menyalahkannya atas pandemi tersebut.

Beijing kemudian diduga melakukan serangkaian pembatasan pada perdagangan hukuman pada produk Australia termasuk barley, batu bara, dan wine, meskipun membantah bahwa tindakan itu adalah pembalasan.

Permusuhan berangsur-angsur mereda sejak pemerintahan Partai Buruh memenangkan kekuasaan tahun lalu. China pekan lalu mengatakan akan mengizinkan semua perusahaan domestik untuk mengimpor batu bara Australia.

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles kepada Australian Broadcasting Corp. pada Minggu mengatakan bahwa negaranya “sama sekali tidak” ingin memberi AS komitmen dukungan militer jika terjadi konflik China atas Taiwan, sebagai bagian dari perjanjian kapal selam.

“Kami menginginkan hubungan terbaik dengan China dan kami bekerja sangat keras untuk menstabilkan hubungan itu,” kata Marles, yang juga wakil perdana menteri Aistralia.

“Tapi fakta penyetaraan kekuatan itu diperlukan, dan kita perlu memikirkannya,” ujar dia.

(bbn)

No more pages