JATAM mencatat bahwa kedua perusahaan tersebut terafiliasi dengan Bahlil. Pertama, PT Cendrawasih Artha Teknologi yang 70% sahamnya dimiliki oleh PT Rifa Capital. Dalam kaitan itu, PT Rifa Capital memiliki saham 10% di PT Meta Mineral Pradana.
90% saham PT Meta Mineral Pradana dimiliki PT Bersama Papua Unggul, di mana Bahlil memiliki 90% saham perusahaan tersebut.
Kedua, PT Tribashra Sukses Abadi yang merupakan pemegang saham mayoritas di PT MAP Surveillances. Dalam kaitan itu, Tresse Kainama merupakan direktur PT MAP Surveillances. Tresse juga memiliki saham 10% di PT Bersama Papua Unggul.
“Sehingga kami tentu saja tidak kaget mengapa kemudian Bahlil dilantik menjadi menteri dan diberikan kewenangan besar pengelolaan kekayaan alam terutama di sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba),” ujarnya.
Tidak hanya itu, Bahlil juga erat kaitannya dengan Pemilu 2024. JATAM memetakan aktor di balik bisnis pertambangan. Banyak pebisnis yang merapat kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Bahlil sendiri diketahui memiliki bisnis pertambangan nikel melalui PT Meta Mineral Pradana. Perusahaan tersebut menggenggam dua izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dengan luas masing-masing 470 hektare dan 165,5 hektare.
“Pemegang saham perusahaan ini, antara lain PT Rifa Capital sebesar 10% dan PT Bersama Papua Unggul sebesar 90%. Kedua perusahaan ini milik Bahlil,” tulis JATAM dalam laporannya, dikutip Selasa (5/3/2024).
Bahlil tidak memberi respon atas permintaan konfirmasi. Juru bicara Kementerian Investasi juga belum segera memberi pernyataan.
Daftar Perusahaan Donor Dana Kampanye Pemilu 2019
- PT Bangun Mitra Persada : Rp25 miliar
- PT Cendrawasih Artha Teknologi : Rp25 miliar
- PT Lab Medika Sejahtera : Rp25 miliar
- PT Lusida Mitra Makmur : Rp25 miliar
- PT Dakara Makmur : Rp23,5 miliar
- PT Graha Wahyu Kencana : Rp18,54 miliar
- PT Mitra Lintas Persada : Rp12,65 miliar
- PT Mitra Gemilang Makmur : Rp10 miliar
- PT Sahari Multi Investama : Rp10 miliar
- PT Lintas Teknologi Indonesia : Rp7,499 miliar
- PT Sumatera Bahtera Raya : Rp6,76 miliar
- PT Sarana Cipta Gemilang : Rp6,12 miliar
- PT Tribashra Sukses Abadi : Rp5,2 miliar
- PT Saeti Centricon Wahana : Rp4 miliar
- PT Nexis Capital Investama : Rp3,65 miliar
- PT HT Investama : Rp3,41 miliar
- PT AKR Corporindo Tbk : Rp3,18 miliar
- PT Kibar Buana Persada : Rp3 miliar
- PT Pulu Gading Sejahtera : Rp2,5 miliar
- Reyka Wahana Nusantara : Rp2,26 miliar
JATAM juga mencatat tiga operator yang diduga digunakan Bahlil untuk menjalankan bisnisnya, di antaranya Tresse Kainama, Setyo Mardanus, dan Made Suryadana.
“Jejaring bisnis Bahlil ini sebetulnya bisa kita lacak dari tiga orang ini. [Ada laporan bahwa] Setyo Mardanus diduga sebagai operator, tetapi dari data yang kita kumpulkan dan analisis ada dugaan operator tidak hanya satu orang. Operator diduga ada satu orang. Ada Tresse dan Made,” ujar Nahar.
Untuk diketahui, Bahlil merupakan politisi yang memiliki latar belakang pengusaha. Bahlil berdasarkan informasi mengembangkan bisnis melalui PT Rifa Capital, sebagai perusahaan induk yang menaungi sejumlah entitas, salah satunya adalah PT Bersama Papua Unggul.
Tresse Kainama
JATAM menyatakan bahwa dalam menjalankan usahanya, Bahlil diduga menggunakan orang-orang dekatnya, salah satunya Tresse Kainama. Merujuk sejumlah dokumen akta perusahaan, Tresse tercatat memiliki saham 10% di PT Bersama Papua Unggul. Ia juga muncul di sejumlah perusahaan yang terafilisasi dengan perusahaan Bahlil, yaitu PT Meta Mineral Pradana sebagai direktur, PT MAP Survaillances sebagai direktur, dan PT Karya Bersama Mineral sebagai komisaris.
Selain di sejumlah perusahaan tambang di atas, Tresse, lanjut Nahar, juga tercatat sebagai komisaris di PT Cendrawasih Hijau Lestari dan komisaris di PT Cendrawasih Artha Teknologi. PT Cendrawasih Hijau Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor perhutanan, beroperasi di Kaimana, Papua Barat.
Setyo Mardanus
Dia tercatat sebagai direktur utama dan pemegang saham 5% di PT MAP Survaillances dan komisaris sekaligus pemegang saham 50% di PT Karya Bersama Mineral. “Setyo juga diketahui menjabat sebagai komisaris utama dan pemegang saham 50% di PT Berkarya Bersama Halmahera, komisaris utama di PT Duta Halmahera Lestari, komisaris di PT Tataran Media Sarana, dan Komisaris di PT Kacci Purnama Indah,” ujar dia.
Informasi tambahan dari JATAM, Kacci Purnama Indah pernah dituduh Jaringan Lingkar Pertambangan (JLP) Sultra Oktober 2022, melakukan penambangan ilegal dan menambang di kawasan hutan tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Made Suryadana
Ia tercatat sebagai Komisaris PT Bersama Papua Unggul dan PT Meta Mineral Pradana. Made juga menjadi pemegang saham mayoritas, yakni sebesar 85%, PT Wirani Sons dan sebagai komisaris serta pemegang 25% saham di PT Ganda Nusantara.
“Selain itu, Ia juga menjabat sebagai direktur PT Cendrawasih Artha Teknologi, perusahaan yang pernah menggarap pemasangan serat optik sepanjang 2.300 kilometer dalam proyek Palapa Ring Papua pada 2017-2019,” pungkas dia.
(dov/wep)