Pada Februari, stok CPO Malaysia tercatat 1,92 ribu ton. Melemah 5% dibandingkan dengan stok pada Januari dan menjadi yang terendah sejak Juli tahun lalu.
“Harga akan bertahan di level tinggi sepanjang masalah pasokan belum teratasi. Selain itu, ada pula perbaikan dari sisi permintaan,” kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Kuala Lumpur.
Harga Saham CPO Ikut Melejit
Harga CPO yang tercatat naik hingga sempat menyentuh rekor tertinggi dalam setahun juga secara langsung terasa oleh investor saham. Seiring dengan melonjaknya harga komoditas ini, harga saham-saham perkebunan sawit juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Sebagai gambaran, dalam satu hari perdagangan, saham Agribisnis milik pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam), PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) saat ini tengah berada di zona Auto Reject Atas (ARA) pada harga Rp434/saham. Tak hanya itu, secara bulanan harganya meroket mencapai 85,4%.
Senada, saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga melesat dengan kenaikan 7,27% ke posisi Rp59/saham, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguat 4,48% menjadi Rp1.165/saham, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) melonjak 3,39% ke harga Rp915/saham.
Kemudian, saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang juga bergerak dalam produksi minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa mentah, serta CPO menghijau dengan penguatan 2,25% terangkat ke posisi Rp680/saham. Juga dengan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menguat 2,6% ke posisi Rp6.875/saham.
Saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) melesat dengan kenaikan 1,67% ke posisi Rp610/saham, dan saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menguat 1,59% menjadi Rp640/saham.
Kemudian saham perusahaan dari Salim Group PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) menguat 1,59% menjadi Rp384/saham. Serta PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) yang merupakan produsen CPO ikut mencatat kenaikan 1,37% ke posisi 740/saham.
(fad/aji)