Pada Februari, stok CPO Malaysia tercatat 1,92 ribu ton. Jatuh 5% dibandingkan Januari dan menjadi yang terendah sejak Juli tahun lalu.
“Harga akan bertahan di level tinggi sepanjang masalah pasokan belum teratasi. Selain itu, ada pula perbaikan permintaan,” kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Kuala Lumpur.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih betah di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 78,84. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Akan tetapi, RSI di atas 70 juga menyadi sinyal bahwa sudah masuk area jenuh beli (overbought). Posisi overbought juga terkonfirmasi dari Stochastic RSI yang mencapai 100, sudah di titik maksimal.
Oleh karena itu, harga CPO kemungkinan akan mengalami koreksi setelah reli kencang. Target support terdekat adalah MYR 4.168/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.089/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat ada di MYR 4.297/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO melesat ke MYR 4.311/ton.
(aji)