Chief Investment Strategist (CIS) Bank of America Corp Michael Hartnett salah satu orang yang mengkhawatirkan bubble di Bitcoin. Rekor terbaik Bitcoin sempat dicatat Bloomberg, US$73.798, sehari sebelumnya.
Sylvia To, kepala kemitraan dan penelitian token di Bullish, sebuah exchanger kripto bilang, terjadi penurunan arus dana masuk ETF menjadi sekitar US$133 juta pada hari Kamis. “Kelelahan pembeli di pasar dapat menjadi katalisator” untuk aksi jual Bitcoin, kata dia.
Dessislava Aubert, analis di Kaiko menambahkan, “Kami mengalami gelombang likuidasi panjang yang telah berkontribusi memperburuk aksi jual.
“Melihat delta volume kumulatif BTC selama 24 jam terakhir, tekanan jual mulai terakumulasi menjelang akhir jam perdagangan Asia di Binance dan Bybit sebelum menyebar ke pasar lain,” ucap dia dilansir Bloomberg News.
Stephane Ouellette, kepala eksekutif FRNT Financial menegaskan bahwa gejolak seperti itu hal yang lumrah di industri kripto, namun “kami masih mengkualifikasikan aktivitas pasar ini sebagai, 'konsolidasi di kisaran level tertinggi sepanjang masa’.”
Koreksi Harga 7% di Akhir Pekan
Bitcoin per Jumat lalu turun semakin dalam, berada di kisaran 7,2% saat pasar linglung apakah kenaikan mata uang kripto merupakan bukti dari buih spekulatif di pasar global. Hal lain yang membuat minat surut adalah pertaruhan akan kebijakan moneter bank dunia (Federal Reserve/The Fed).
Kemungkinan membesar bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan, hingga mendorong reli saham, surat utang, dan kripto di dunia dalam beberapa bulan terakhir. Tapi investor menilai kembali taruhan tersebut menyusul bukti tekanan inflasi yang terus-menerus di AS.
Sebuah data makro ekonomi AS, yang menunjukkan lonjakan harga produsen, memicu kekhawatiran bahwa kampanye Fed untuk mengendalikan inflasi masih jauh dari selesai.
Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia Pty, dalam sebuah catatan yakin menyebutkan bahwa Bitcoin sedang “dilemahkan oleh kenaikan imbal hasil AS dan dolar AS yang mengikuti data inflasi harga produsen yang panas,”
Tersandungnya token ini terjadi bersamaan dengan indikasi peningkatan kehati-hatian di pasar derivatif, yang akhir-akhir ini menjadi penangkal semangat bullish. Data Coinglass menunjukkan taruhan kripto bullish senilai $ 668 juta dilikuidasi dalam 24 jam terakhir - paling banyak dalam waktu sekitar dua minggu.
Bitcoin berada di level terendah dalam tiga hari, US$67.725 pada Sabtu dini hari waktu Indonesia. Kenaikan Bitcoin tahun ini dan ukuran 100 token teratas - yang terdiri dari Ether, BNB, dan Solana - dimoderasi menjadi kurang dari 60%.
Dukungan reli panjang dua minggu lalu merupakan efek dari masuknya dana sekitar US$12 miliar ke instrumen ETF Spot, yang dinyatakan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) resmi diperdagangkan pada 11 Januari lalu.
ETF jadi penguat industri kripto secara fundamental, meski terdapat sentimen bahwa pasokan akan berkurang setengah lewat siklus halving pada bulan April.
- Dengan asistensi Sidhartha Shukla.
(wep)