Akan tetapi kata dokter mega jika memiliki tanda penurunan tensi dengan gejala keliyengan, nadi terasa pelan, lemah, letih lesu serta diiringi sesak napas ataupun pernapasan cepat maka tidak sangat disarankan pasien jantung untuk berpuasa.
"Jadi untuk kondisi mereka yang akut ini sebaiknya tidak berpuasa. Karena butuh pengobatan dan obat-obatan, kita masukan infusan atau secara tablet dengan oral," lanjutnya.
Selain puasa Ramadan, dokter mega juga menyebut Intermittent Fasting juga menghasilkan hal sama yang berdampak baik bagi pasien jantung.
"Kayak Intermittent Fasting di 12-16 jam untuk berpuasa dan studi banyak menyebut pasien-pasien jantung yang jalani program tersebut hasilnya sangat baik dari penurunan nilai total kolesterol," terangnya.
Manfaat lainnya dari Intermittent Fasting bagi pasien jantung akan mengalami perbaikan gula darah yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
"Semua metabolisme itu menjadi baik, entah itu konsep Intermittent Fasting atau puasa Ramadan," pungkasnya.
(spt)