Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham TINS, BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi. Oleh karena itu para investor diharapkan untuk melakukan empat hal sebagai berikut.
- Memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa;
- Mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya;
- Mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum
mendapatkan persetujuan RUPS; - Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum
melakukan pengambilan keputusan investasi.
Pergerakan Saham TINS
Berdasarkan data BEI, Senin (18/3/2024), saham TINS naik 10 poin atau setara 1,13% ke level Rp890/saham, pada pukul 10.00 pada perdagangan hari ini.
Kenaikan itu membuat saham TINS melesat 46,28% selama satu pekan perdagangan terakhir. Harga saham TINS dalam satu bulan perdagangan bahkan lompat 54,39%.
Pergerakan yang seperti itu dipicu adanya sentimen pasar timah global yang diperkirakan defisit 5.000 ton di tahun ini, dari sebelumnya mencatat surplus 6.000 ton di sepanjang tahun lalu.
Dari sisi permintaan, proyeksinya tahun ini juga diperkirakan meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan timah dari sektor semikonduktor dan teknologi, terutama untuk kebutuhan pengembangan kecerdasan buatan dan chip otomotif.
Selain itu, ketidakpastian dari Myanmar menambah pukulan lain setelah wilayah pertambangan utama di negara Myanmar tersebut, menaikkan pajak ekspor.
Negara bagian Wa, sebuah wilayah otonom di Myanmar, telah menerapkan pajak sebesar 30% untuk semua ekspor konsentrat timah mulai 7 Februari, menurut pemberitahuan dari Komite Perencanaan Ekonomi yang dilihat oleh Bloomberg.
Myanmar adalah produsen bijih timah terbesar ketiga di dunia, dan pungutan yang diperluas berarti industri termasuk pengolahan makanan dan semikonduktor akan menghadapi biaya yang lebih tinggi. Wilayah tersebut sekiranya menyumbang sepertiga dari pasokan logam China pada 2022, menurut Asosiasi Timah Internasional.
(ibn/dhf)