Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait uji materi usia minimal capres dan cawapres pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dikabulkan oleh MK pada Senin (16/10/2023).
Putusan tersebut menyebut capres-cawapres yang pernah terpilih melalui pemilu, baik sebagai anggota DPR/DPD, gubernur, maupun wali kota, dapat mencalonkan diri meskipun belum berusia 40 tahun. Hal itu dianggap memberikan karpet merah bagi Gibran.
Gibran kemudian semakin santer dikabarkan bergabung ke Partai Golongan Karya (Golkar) menjelang Pilpres 2024. Ia disebut-sebut menjadi anggota ormas binaan Golkar, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Kondisi tersebut membuat PDIP memanas dan hubungan Jokowi dan PDIP semakin menjauh.
Pada hari terakhir pendaftaran capres-cawapres ke KPU yakni 25 Oktober 2023, Prabowo-Gibran resmi mendaftarkan diri ke KPU.
Efek Jokowi dan Dukungan Koalisi Gemuk
Mulanya sejumlah lembaga survei menyebut Gibran hampir tidak masuk ke dalam nominasi publik untuk menjadi calon wakil presiden. Angin berubah, pada Desember 2023 tingkat pengenalan masyarakat dapat mencapai 85%.
Popularitas dan elektabilitas Wali Kota Surakarta sekaligus putra sulung Presiden Jokowi itu melejit dibandingkan dengan Mahfud MD dan Muhaimin.
Pendorong popularitas pasangan tersebut diyakni hadir dari efek Jokowi. Gibran merupakan putera sulung sang presiden incumbent. Pamor turut terkatrol lantaran komposisi parpol koalisi pendukung Prabowo-Gibran di atas rata-rata kekuatan pasangan Anies-Muhaimin ataupun Ganjar-Mahfud.
Prabowo-Gibran mendapat dukungan politik lebih lengkap: 9 partai politik. Ada Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, dan Partai Prima sepakat mengusung pasangan ini.
Belum lagi Prabowo-Gibran juga mendapatkan dukungan dari sejumlah kelompok sukarelawan, terdiri atas puluhan kelompok sukarelawan Jokowi, termasuk Projo dan Alap-alap Jokowi, serta berbagai kelompok sukarelawan Gibran yang mendukungnya sejak masih menjadi Wali Kota Surakarta.
Dalam berbagai kegiatan, Prabowo juga kerap menyebut bahwa dirinya tak malu-malu untuk belajar politik dari Jokowi yang telah mengalahkannya pada Pilpres 2014 dan 2019. Pada setiap pidato yang disampaikan, baik dalam agendanya sebagai Menteri Pertahanan maupun Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo juga selalu menyelipkan nama Jokowi dan komitmennya untuk melanjutkan program pembangunan yang telah dicanangkan Presiden ke-7 RI ke-7 tersebut.
Di jagat maya, akun media sosial Ketum Partai Gerindra itu pun gencar mengunggah foto dan video kebersamaan dengan Jokowi. Prabowo juga bertemu dengan sejumlah sukarelawan pendukung Jokowi pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 yang juga merupakan kelompok pendukung Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Jokowi dalam berbagai kesempatan juga terlihat keberpihakannya pada pasangan nomor urut 02 tersebut. Indikasi keberpihakan itu terlihat jelas dalam periode Januari-Februari 2024. Presiden Jokowi bertemu Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan, di salah satu restoran di Jakarta hanya dua hari sebelum debat antarcapres ketiga, 7 Januari 2024, dan di tengah isu pilpres satu putaran. Sedikitnya dua kali pertemuan empat mata terjadi antara Jokowi dan Prabowo yang dipertontonkan kepada publik melalui media.
Dua pekan menjelang pemungutan suara, Presiden Joko Widodo semakin intens membagikan bantuan sosial. Pada awal 2024, Jokowi berkunjung ke Jawa Tengah dengan mendatangi berbagai kota seperti di antaranya Cilacap, Tegal, Salatiga, dan Kabupaten Wonosobo.
Di Salatiga, Presiden memastikan penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah dan meninjau fasilitas kesehatan di rumah sakit umum daerah. Di Wonosobo, Presiden menyerahkan sertifikat tanah serta menghadiri apel santri/pelajar dan silaturahmi guru ngaji se-Pulau Jawa.
Jokowi juga membagikan bantuan Indonesia Pintar di Purwodadi dan menyerahkan sertifikat tanah di Blora. Intensnya kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jateng di tengah masa kampanye memunculkan spekulasi bahwa ia mengamankan suara untuk calon tertentu di Pilpres 2024.
Dinamika politik, keberpihakan, cawe-cawe Jokowi, bantuan sosial dan bentuk lainnya pada akhirnya membentuk popularitas dan angka elektabilitas yang semakin besar bagi Prabowo-Gibran. Semua itu dilakukan dan telah disusun dengan rapi dengan memanfaatkan berbagai celah sehingga hasilnya pun menjadi sangat memuaskan. Kondisi itu membuat Prabowo-Gibran memenangi hampir seluruh daerah pemilihan.
(mfd/ain)