"Pembahasan AD/ART partai dilakukan siang dan malam," ujar Fadli Zon dalam laman sejarah pendirian Gerindra melalui situs resmi partai.
Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Partai berlambang kepala garuda itu dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008.
Dalam deklarasi itu, termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.
Awal Rentetan Kekalahan di Pilpres
Melalui Gerindra sejarah kekalahan Pilpres Prabowo dimulai. Prabowo tercatat tiga kali kalah beruntun. Pada Pilpres 2009 dia kalah saat mendampingi Megawati Soekarnoputri. Mega-Pro, dikenal saat itu, kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam Pilpres 2009.
Berselang lima tahun berikutnya, Prabowo kembali mencalonkan diri di ajang Pilpres. Kali ini ambisinya lebih besar: calon presiden.
Prabowo maju didampingi Hatta Rajasa untuk melawan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Prabowo lagi-lagi kurang beruntung. Prabowo-Hatta meraih cuma meraih 62,57 juta suara (46,85%), kalah dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang meraih 71 juta suara (53,15%).
Menjadi penunggu ulung, Prabowo tak menyerah untuk merebut kekuasaan menjadi presiden kembali pada Pilpres 2019. Kali itu ia memilih Sandiaga Uno menjadi pendampingnya untuk mengalahkan Jokowi.
Takdir belum sejalan dengan doa. Prabowo-Sandiaga meraih 45,50% suara, sementara Jokowi-Ma’ruf mendulang 55,50% suara. Setelah sempat mengajukan sengketa di Mahkamah Konstitusi, pasangan Jokowi-Ma’ruf tetap dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2019.
Terima Jadi Menteri Jokowi
Kalah dalam kontestasi tiga kali beruntun, Prabowo menerima tawaran presiden terpilih Joko Widodo untuk menjadi menteri pertahanan.
Jokowi kala itu beralasan pengalaman Prabowo di militer dianggap tepat untuk menduduki posisi tersebut. Bergabungnya Prabowo dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin menurunkan tensi politik yang sempat tegang selama gelaran Pilpres 2019.
Seolah tidak mau menyerah dengan apa yang diperjuangkan, pada Pilpres 2024 Prabowo kembali maju sebagai calon presiden. Kali ini Prabowo menggandeng putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Pasangan ini bertarung dengan dua pasangan lainnya yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Langkah Prabowo menjadi capres pada Pemilu 2024 terbilang mulus karena Prabowo didukung oleh Presiden Jokowi. Ditambah koalisi pendukung Prabowo lebih banyak dibandingkan pasangan capres-cawapres 01 dan 03.
Jenderal Gemoy di Pemilu 2024
Dikenal publik sebagai produk endorsement Jokowi, elektabilitas Prabowo di sejumlah lembaga survei, meroket seolah penuh kepastian.
Selain efek Jokowi, kenaikan popularitas Prabowo juga dinilai karena ia sukses mengubah personanya. Sosok Prabowo tak lagi menampilkan perangai yang emosional dan meledak-ledak. Prabowo tampil lebih senang berjoget, kerap melempar mimik lucu ke publik, berujung mendapat julukan 'gemoy' merujuk kata gemas.
Prabowo mengganti citranya menjadi bapak-bapak menggemaskan di TikTok, mengacungkan simbol hati dengan jari-jarinya, dan memamerkan tarian gemoy yang menjadi viral. Strategi tersebut berhasil untuk kalangan pemilih muda atau generasi yang nyaris tidak mendapat informasi tentang masa lalu Indonesia.
Prabowo sering dikaitkan dengan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Isu yang menjerat Prabowo terkait pelanggaran HAM muncul sejak lama. Prabowo diduga ikut terlibat dalam kasus Tim Mawar yang terjadi dua bulan sebelum Orde Baru runtuh pada 1998. Meskipun berkali-kali Prabowo membantah semuanya itu dan menilai sebagai fitnah yang tidak berdasar.
Upaya Prabowo mengubah citra untuk Pemilu 2024 adalah salah satu strateginya yang sukses. Akan tetapi, strategi yang paling krusial adalah dukungan dari Jokowi, ketika putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres yang digandeng Prabowo.
Mahkamah Konstitusi mengubah persyaratan umur yang memungkinan Gibran dengan usia 36 tahun menjadi cawapres. Sebelumnya, hanya mereka dengan umur lebih dari 40 tahun yang boleh mencalonkan diri.
Saudara ipar Prabowo, Anwar Usman, adalah Ketua Mahkamah Konstitusi saat keputusan diambil. Sejumlah pihak menuduh Jokowi menyalahgunakan kekuasaannya dan mengintervensi proses pemilihan. Mereka berargumen bahwa Jokowi hanya ingin mempertahankan pengaruhnya di dunia politik.
Dengan segala lika-liku yang muncul, Prabowo-Gibran terpilih menjadi pemenang di hati rakyat. KPU mengumumkan keunggulan paslon nomor urut 02 itu sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024-2029.
(mfd/ain)