“Jadi, memang itu menjadi tanggung jawabnya [Biznet] karena kalau ada kebocoran [data] ada dua hal. Pertama, kerugian masyarakat itu bisa juga melakukan gugatan kepada yang membocorkan. Kedua, kehilangan trust,” kata Semuel.
Selanjutnya, Semuel menyarankan perusahaan tersebut untuk meningkatkan keamanan siber atau cyber security karena menurutnya data tidak akan bisa terjaga bila keamanan sibernya lemah.
“Kita harus meningkatkan keamanan sibernya, enggak mungkin itu data pribadi bisa dijaga kerahasiaan dan keamanannya tanpa meningkatkan keamanan cyber security-nya,” ucapnya.
Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu terdapat dugaan bocornya data pengguna layanan internet Biznet di dark web oleh oknum hacker melalui salah satu postingan di media sosial X (dulu Twitter).
Terdapat 380 ribu data berupa nama, NPWP, nomor ponsel, alamat, ataupun lainnya pada unggahan akun X @secgron, dengan nama Teguh Aprianto, pakar siber dari Periksadata.com.
Pelaku yang melakukan pembocoran tersebut mengaku sebagai salah satu karyawan pada perusahaan tersebut. Karyawan yang membocorkan data pelanggan tersebut merupakan efek dari kebijakan perusahaan soal Fair Usage Policy (FUP).
(fik/ros)