Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan strategi respon cepat untuk mengurangi potensi dan semakin parahnya bencana hidrometeorologi di sepanjang Pantai Utara Jawa (pantura), khususnya bagian Jawa Tengah.
BNPB rencananya akan kembali melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) jilid 2. Operasi yang sama sempat berhasil untuk mengurangi curah hujan di wilayah hulu yang memicu banjir di Kabupaten Demak, bulan lalu.
“Pada dasarnya dengan melihat potensi prakiraan cuaca dan masifnya dampak bencana, maka diputuskan akan dilaksanakan TMC di area Pantura Jawa Tengah,” kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, Jumat (15/3/2024).
Rencananya, kata dia, operasi modifikasi cuaca akan dimulai pada Sabtu-Rabu (16-20/3/2024). BNPB akan menggandeng Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta sejumlah lembaga negara lainnya.
“Areanya kita perluas. Karena ini dampaknya lebih besar dari yang kemarin. Mencakup Pekalongan, Grobogan, Demak juga,” jelas Agus.

Sejak awal pekan, banjir memang memicu bencana mulai dari banjir hingga tanah longsor di sejumlah wilayah Pantura. Berdasarkan data BPBD, banjir terjadi di Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Grobogan.
“Tantangannya adalah air dari hulu terus datang, namun air lautnya juga naik dan gelombang pasang. Ini yang harus kita antisipasi,” kata Agus.
Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Jawa Tengah
BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang juga telah mengeluarkan informasi awal peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga pekan depan.
Menurut BMKG, wilayah Jawa Tengah terpantau adanya gangguan pada atmosfer hingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh gelombang equatorial rossby, gangguan atmosfer madden julian oscillation (MJO) dan kemunculan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia serta bibit siklon tropis 94S di teluk Carpentaria sekitar utara Australia.
Menurut BMKG hal ini dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah dapat berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024.
(red/frg)