Tahun lalu, Departemen Pertahanan AS dan NASA memilih Lockheed Martin Corp untuk merancang dan mengembangkan mesin roket termal nuklir pertama yang akan diuji coba di luar angkasa, sebagai bagian dari program yang disebut DRACO.
Ada preseden untuk menggunakan tenaga nuklir dalam misi luar angkasa dan di daerah-daerah terpencil di Bumi. Menurut NASA, AS telah menggunakan plutonium-238, yang memiliki waktu paruh yang baik, sebagai sumber tenaga untuk komputer, instrumen ilmiah, dan perangkat keras lainnya dalam misi luar angkasa, sementara Rusia telah menggunakan bahan radioaktif lainnya untuk menyalakan mercusuar jarak jauh dan kapal selam nuklir.
Kepala badan antariksa Rusia mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka sedang menyusun rencana dengan China untuk mengirimkan dan memasang pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan pada tahun 2035. Pembangkit listrik tersebut akan dibangun oleh robot, kata Yury Borisov, direktur umum Roscosmos, menurut layanan berita Interfax.
Tantangan yang lebih besar mungkin terletak pada program luar angkasa Rusia. Upaya Roscosmos untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa di dekat kutub selatan bulan berakhir dengan kegagalan pada Agustus lalu ketika pesawat Luna-25 menabrak bulan.
Misi ini dimaksudkan untuk menandai kembalinya Moskow ke bulan untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Uni Soviet lebih dari tiga dekade yang lalu, tetapi malah menjadi yang terbaru dari serangkaian kemunduran bagi program luar angkasa negara itu.
Putin membantah tuduhan AS bahwa Kremlin sedang mendiskusikan kemungkinan menempatkan senjata nuklir di luar angkasa. "Kami selalu menentang dan sekarang menentang penempatan senjata nuklir di luar angkasa," kata Putin bulan lalu.
(bbn)