Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) melanjutkan tren negatif dengan bergerak stagnan pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (15/3/2024). Saham BTPS makin mendekati harga IPO pada 2018 kala itu yang tercatat Rp975/saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BTPN Syariah stagnan dengan kecenderungan flat di level Rp1.245/saham, balik arah dari kenaikan tertinggi Rp1.305/saham. Ini juga merupakan level harga saham BTPS terendah sejak 8 Mei 2018.

Pergerakan Saham BTPS Cetak Rekor All Time Low sejak Mei 2018 (Bloomberg)

Tak hanya sampai di situ, termasuk hari ini, saham BTPS telah jatuh 26,34% sejak awal tahun. Sejalan dengan penurunan harga, investor asing juga gencar melangsungkan aksi jual dengan Net Foreign Sell mencapai Rp250,09 miliar sejak awal tahun.

Volume perdagangan anak usaha SMBC Group melalui Bank BTPN cukup ramai dengan dipengaruhi oleh aksi jual. Tercatat volume mencapai 34,98 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp44,42 miliar. Kapitalisasi pasar BTPS pun tersisa single digit, hanya Rp9,59 triliun yang setara dengan PBV 1,09 x.

Bulan Februari–Maret ini saja, saham BTPN Syariah anjlok 24,55% secara point-to-point, melanjutkan tren turun setelah investor merasa kecewa dengan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang mencatatkan penurunan laba bersih mencapai 39% yoy.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, Bank BTPN Syariah mencatatkan laba bersih Rp1,08 triliun pada tahun buku 2023, ambles 39% dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2022 yang mencapai Rp1,78 triliun.

Efek langsungnya, laba bersih per saham dasar jatuh ke level Rp140 pada tahun 2023, sedangkan di tahun 2022 yang lalu sempat berada di level Rp231.

Dari sisi top line, sejatinya pendapatan bagi hasil BTPS tercatat tumbuh 4,5% menjadi Rp5,2 triliun. Namun pendapatan operasional lainnya menyusut 7,2% menjadi hanya Rp3,94 triliun.

Sayangnya, beban pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atau yang biasa disebut Provision for Allowance for Impairment Losses melonjak tajam 100,8% yoy atau dua kali lipat menjadi Rp1,9 triliun, yang timbul dari piutang murabahah termasuk didalamnya nasabah-nasabah restrukturisasi Covid-19. Ini menjadi salah satu sebab yang terus menggerus kinerja keuangan BTPS.

Disebutkan langkah itu sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian terhadap tantangan yang dihadapi oleh segmen nasabah BTPN Syariah yang dilayaninya dalam masa pasca pandemi Covid-19.

Konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 11 analis menghasilkan target harga saham BTPS di angka Rp1.748,50/saham dalam 12 bulan kedepan.

Dengan 6 analis merekomendasikan Hold untuk saham BTPS.

Nicholas Santoso, Analis Verdhana Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi Neutral pada saham BTPS dengan target harga Rp1.450/saham. Sedang, Ilham Firdaus, Analis BNI Sekuritas memberikan rekomendasi Hold dengan target harga dapat mencapai Rp1.600/saham.

(fad/hps)

No more pages