Banjir Bandang Kabupaten Pekalongan
Laporan pertama yang dihimpun Pusdalops BNPB dan BPBD yakni peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Bencana itu terjadi setelah bangunan penampungan air mengalami kerusakan hingga jebol, Rabu (13/3/2024).
Dua warga pun menjadi korban meninggal dunia karena hanyut beserta dengan rumah yang ditinggalinya.
“Iya betul. Dua korban itu ibu dan anak hanyut terdampak banjir bandang waktu di dalam rumah karena rumahnya juga hanyut,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan, Budi Rahardjo.
Selain korban jiwa, sebanyak 10 orang warga juga dilaporkan mengalami luka-luka. Sarana dan prasarana yang terdampak meliputi 50 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, 2 rumah hanyut, 2 sarana ibadah rusak dan 1 jembatan rusak.
Sebanyak 70 kepala keluarga juga terdampak banjir Pekalongan. Sebanyak 51 jiwa hingga saat ini masih mengungsi di Balai Desa Wangandowo dan Sekdes Wangandowo.
Banjir Kota Pekalongan
Bersebelahan, Kota Pekalongan juga terdampak banjir pada Rabu (13/3/2024). Sebanyak 572 warga harus mengungsi karena permukiman mereka terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) 15-60 centimeter.
Adapun lokasi pengungsian itu terbagi di sembilan titik yang meliputi Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Masjid Al-Ikhlas dan TPQ An Nikmah Tirto di Kecamatan Pekalongan Barat. Kemudian Gedung Amanjiba, Gedung Panti Asuhan Arrabitoh, SDN 1 Klego, SDN 4 Klego, musala gang mentari dan gedung pertemuan Sampangan di Kecamatan Pekalongan Timur.
Menurut laporan BPBD Kota Pekalongan, banjir itu terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang terjadi di wilayah Kota Pekalongan. Kondisi itu kemudian menyebabkan drainase meluap dan beberapa sungai yang meliputi Sungai Bremi, Sungai Meduri maupun Sungai Gabus melimpasi pemukiman.
Banjir Kabupaten Kendal
Laporan berikutnya sebanyak 10.835 KK atau 24.286 jiwa yang tinggal di 24 desa dalam 6 wilayah kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terdampak banjir akibat cuaca ekstrem.
Pusdalops BPBD Kabupaten Kendal, Hamam, melaporkan bahwa banjir dengan tinggi muka air antara 10-60 sentimeter itu murni karena faktor cuaca maupun adanya kiriman dari wilayah hulu sungai.
Hingga saat ini, warga tak ada yang mengungsi karena memilih tetap bertahan di rumah masing-masing.
Kendati demikian, tim BPBD Kabupaten Kendal bersama PMI dan Dinas Sosial Kabupaten Kendal tetap memberikan dukungan logistik dan permakanan bagi warga terdampak. Dapur umum untuk menyuplai pasokan permakanan telah didirikan di Kantor Dinsos dan PMI Kendal.
Banjir Kota Semarang
Bergeser ke arah timur dari Kabupaten Kendal, wilayah Kota Semarang tak luput dari dampak cuaca ekstrem. Puncaknya, pada hari Kamis (13/3), Ibu Kota Jawa Tengah itu dikepung banjir hingga melumpuhkan jalur transportasi darat.
Menurut laporan Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, banjir di Kota Semarang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi yang cukup lama dari siang hingga malam hari. Ruas jalan protokol di beberapa titik Kota Atlas itu terendam hingga 80 sentimeter.
“Hujan sejak siang sampai malam,” ungkap Endro.
Jalan Raya Kaligawe yang menghubungkan Semarang dan Demak-Surabaya lumpuh total akibat genangan banjir. Stasiun Tawang Semarang pun turut terendam hingga ketinggian 10 sentimeter di atas rel. Sejumlah perjalanan kereta api terpaksa harus dialihkan.
Hingga Jumat (15/3), BPBD Kota Semarang bersama lintas instansi gabungan masih terus berupaya melakukan penanganan darurat dengan memprioritaskan keselamatan masyarakat dan memenuhi kebutuhan dasar para warga terdampak.
“Pagi ini (Jumat, 15 Maret 2024) di wilayah Muktiharjo Kidul, kami evakuasi lansia, balita dan warga yang sakit serta distribusi logistik. Alhamdulillah di beberapa titik sudah mengalami penurunan genangan. Tapi beberapa titik seperti di RW 12 Muktiharjo Kidul masih cukup dalam sekitar 70-80 cm,” ungkap Endro.
Di samping itu, pihak BPBD Kota Semarang bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan umum juga terus berupaya untuk menguras genangan air menggunakan pompa yang telah disiagakan sebelumnya. Adapun pompa yang difungsikan meliputi 6 dari BBWS, 2 pompa portable milik BPBD Kota Semarang dan 5 pompa dari Dinas PU Kota Semarang.
Adapun data terkini, banjir Kota Semarang telah berdampak pada 158.137 jiwa yang tinggal di 40 kelurahan dalam 6 wilayah administrasi kecamatan.
Banjir Kabupaten Demak
Kabupaten Demak kembali diterjang banjir usai hujan lebat memicu peningkatan debit air dari wilayah hulu menuju hilir yang kemudian melimpas ke permukiman warga.
BPBD Kabupaten Demak mencatat sebanyak 43.298 warga yang tinggal di 3 kelurahan dan 22 desa di 6 kecamatan terdampak banjir. Sebanyak 499 warga harus mengungsi setelah permukiman terendam banjir dengan TMA 10-100 cm.
Pada banjir kali ini, wilayah Kecamatan Mranggen yang sebelumnya aman dari banjir kini terdampak setelah tanggul Sungai Dombo di Desa Menur jebol.
Banjir Kabupaten Grobogan
Bencana banjir juga kembali melanda wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis-Jumat (14-15/3/2024),
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, banjir kali ini datang dari hulu Sungai Lusi di wilayah timur dan air dari sungai-sungai yang berulu di Pegunungan Kendeng Utara di wilayah utara.
Hingga Jumat (15/3) pagi, sejumlah ruas jalan protokol di Kota Purwodadi terendam banjir sehingga mobilitas dan aktivitas masyarakat menjadi terkendala
Berdasarkan laporan sementara yang dihimpun Pusadalops BPBD Kabupaten Grobogan, wilayah terdampak banjir telah mencakup 48 desa di 12 kecamatan.
Banjir Kabupaten Kudus
BPBD Kabupaten Kudus juga melaporkan terjadinya banjir yang melanda 16 desa pada 5 wilayah kecamatan dengan TMA antara 10-60 cm. Bencana itu terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang pada hari Senin (11/3/2024).
BPDB Kudur mencatat banjir telah memberikan dampak pada 4.132 KK atau 13.102 jiwa. Sedikitnya 150 unit rumah terendam banjir termasuk 1.500 hektare sawah.
Banjir Kabupaten Pati
Cuaca ekstrem juga melanda di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Kamis (14/3/2024). Sebanyak 2.383 KK yang tinggal di 26 desa pada 7 kecamatan terdampak banjir dengan TMA 10-80 cm.
Selain itu, 639 hektar lahan pertanian dan 60 hektar lahan tebu juga terdampak. Rata-rata lahan pertanian yang terendam ini adalah tanaman padi yang masih muda maupun yang sudah siap panen.
Banjir terjadi setelah DAS tidak mampu menampung debit air hujan kemudian melimpas ke permukiman penduduk. Di samping itu, air juga terus datang dari lereng Gunung Kendeng setelah wilayah tersebut turun hujan sejak dini hari dalam durasi yang cukup lama.
Kondisi banjir saat ini untuk sebagian wilayah telah berangsur surut dan masyarakat mulai membersihkan rumahnya dari sisa puing maupun lumpur yang terbawa oleh banjir.
Banjir Kabupaten Jepara
Laporan bencana terakhir dari dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah Pantura di Jawa Tengah adalah Kabupaten Jepara. Banjir ini terjadi pada Kamis (14/3) setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jepara dan sekitarnya.
Berbeda dengan wilayah lain pada laporan sebelumnya, banjir yang terjadi di Jepara lebih cepat surut. Kendati hal itu juga terjadi lantaran terdapat tanggul sungai yang jebol sejak dini hari, namun sore harinya air berangsur surut.
Hingga hari ini, warga sudah mulai membersihkan rumah dari puing dan lumpur. Sedangkan tim BPBD Kabupaten Jepara bersama lintas instansi dan masyarakat sekitar menambal tanggul yang jebol dengan kantong pasir dan material lainnya.
(red/frg)