Kelompok Islamis ini mulai menyerang kapal-kapal perang dan kapal-kapal dagang pada pertengahan November, dan mengatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan perangnya melawan Hamas di Gaza.
Mereka terus melanjutkan serangan pesawat tanpa awak dan rudal mereka, meskipun ada beberapa serangan dari AS dan Inggris terhadap infrastruktur militer mereka di Yaman. Pemimpin mereka, Abdulmalik al-Houthi, telah berulang kali mengatakan bahwa mereka akan terus melanjutkannya sampai Israel menarik diri dari Gaza.
Pada Kamis, ia mengatakan bahwa kelompok ini akan mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang berlayar menuju ujung selatan Afrika dan di sekitar Tanjung Harapan.
Banyak kapal yang berlayar antara Asia dan Eropa mengambil rute tersebut untuk menghindari Laut Merah, sehingga menambah waktu perjalanan mereka dan meningkatkan biaya pengangkutan dan bahan bakar secara signifikan.
"Kami berniat untuk melarang pelayaran kapal-kapal yang terhubung dengan Israel bahkan melalui Samudra Hindia dan Afrika Selatan melalui Tanjung Harapan," kata al-Houthi dalam sebuah pidato.
Tidak jelas seberapa jauh dari Yaman, Houthi dapat menyerang kapal. Mereka telah mengklaim serangan rudal ke Israel selatan yang berjarak lebih dari 1.000 mil, yang berhasil dicegat oleh militer Israel.
Serangan-serangan tersebut memakan korban jiwa pertama mereka bulan ini ketika tiga awak kapal--dua dari Filipina dan satu dari Vietnam--tewas setelah sebuah rudal menghantam kapal pengangkut komoditas curah bernama True Confidence.
(bbn)