Logo Bloomberg Technoz

"Moody's memperkirakan utang yang jatuh tempo pada 2024 dan 2025 akan mencakup sekitar dua pertiga dari pinjaman perusahaan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (15/3/2024).

Pasalnya, kata Rachel, APLN saat ini tengah dikejar jatuh tempo utang dengan  diperkirakan mencapai lebih dari Rp5 triliun, termasuk obligasi senilai US$123 juta pada Juni,  sekitar Rp1,9 triliun yang jatuh tempo pada Januari 2025, dan Rp350 miliar selama dua tahun ke depan.

"Tidak jelas bagaimana rencana Agung Podomoro Land untuk mengatasi jatuh tempo ini. Oleh karena itu, Moody's meyakini skenario restrukturisasi utang mungkin terjadi," tutur dia.

Hal itu, kata Moody's, tak sesuai dengan likuiditas perseroan yang sangat lemah. Itu tecermin dari laporan saldo kasnya hingga akhir 2023 sebesar Rp973 miliar dan kas yang dibatasi penggunaannya sekitar Rp1 triliun.

Dari Rp973 miliar kas tersebut, hanya Rp180 miliar yang berada di induk, di tambah dengan arus kas operasional (tidak termasuk beban bunga) sebesar Rp146 miliar hingga pertengahan tahun 2024.

Moody's kemudian menilai perusahaan tidak akan memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi pembayaran bunga dan obligasi yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2024 sebesar lebih dari Rp2 triliun.

Selama 12-18 bulan ke depan, Moody's memperkirakan leverage perusahaan akan tetap tinggi di atas 10x dan cakupan bunga akan tetap sangat lemah di bawah 0,5x.

"Moody's kemungkinan tidak akan menaikkan peringkat Agung Podomoro Land atau merevisi prospek peringkatnya menjadi stabil sebelum perusahaan dapat meningkatkan profil likuiditasnya secara substansial."

(ibn/wep)

No more pages