Logo Bloomberg Technoz

Samy Adghirni dan William Horobin - Bloomberg News

Bloomberg, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa Uni Eropa akan menghadapi ancaman "eksistensial" berupa invasi Rusia jika mereka memenangkan perang melawam Ukraina.

"Siapa yang bisa memastikan bahwa Presiden Putin, yang tidak menghormati batas atau komitmennya, akan berhenti di sana?" Macron bertanya dalam wawancara bersama dengan saluran televisi TF1 dan France 2 pada Kamis (14/03/2024). "Keamanan Eropa dan rakyat Prancis berada dalam bahaya."

Dia berbicara menjelang pertemuan dengan pemimpin Polandia dan Jerman di Berlin pada Jumat (15/03/2024). Dalam pertemuan tersebut, dia akan mencoba menggalang sekutu-sekutu penting di negara-negara Barat dan meningkatkan dukungan.

Pasukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kehabisan amunisi saat mereka berjuang untuk menahan kemajuan Rusia. Hal ini memicu ketakutan bahwa keruntuhan pertahanan dapat membuat pasukan Putin mendekati Kyiv sekali lagi. Sementara itu, negara-negara Eropa telah berjuang untuk menjaga persatuan, berdebat tentang jenis peralatan yang akan disediakan dan apakah akan mempertimbangkan pengiriman pasukan ke Ukraina.

"Selama beberapa tahun terakhir, kita telah hidup di dunia di mana apa yang kita pikir tidak mungkin terjadi," kata Macron. "Perang ada di tanah Eropa - jaraknya kurang dari 1.500 kilometer antara Strasbourg dan Lyiv."

Macron memicu ketegangan dengan sekutu dua minggu lalu dengan mengatakan tidak ada yang boleh dikesampingkan ketika ditanya tentang penempatan pasukan di Ukraina. Dia berpendapat bahwa ambiguitas strategis diperlukan untuk mencegah Moskow. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Gedung Putih dengan cepat menolak opsi tersebut, sementara Putin memperingatkan bahwa NATO berisiko menghadapi konflik nuklir jika mengirim pasukan untuk membantu Ukraina.

Macron telah berupaya memimpin Eropa dalam mendukung Ukraina, mengatur pertemuan para pemimpin di Paris, di mana negara-negara setuju untuk menyediakan amunisi yang sangat dibutuhkan bagi militer Ukraina di luar Uni Eropa. Mereka juga menandatangani pakta pertahanan bilateral dengan Ukraina dan Moldova. Minggu lalu, dia mengirim diplomat terkemukanya ke Lithuania untuk menggalang dukungan dari negara-negara Baltik, yang memuji urgensi yang ditunjukkan oleh Macron.

Pada saat yang sama, Scholz telah menghadapi kritik karena menolak untuk menyetujui permintaan Kyiv menyediakan rudal jelajah Taurus jarak jauh. Kanselir tersebut justru menekankan bahwa Jerman adalah salah satu pendukung paling dermawan bagi Ukraina, berjanji memberikan bantuan militer senilai sekitar US$30 miliar.

Eurasia Group dalam catatan mengatakan, meskipun pertemuan di Berlin tidak akan membawa perubahan besar, ini adalah kesempatan terakhir bagi Scholz dan Macron untuk memperbaiki hubungan mereka menjelang pemilihan parlemen Uni Eropa bulan Juni dan penunjukan pemimpin baru NATO pada musim panas.

“Baik bahwa kita berkumpul dalam format Segitiga Weimar saat ini,” kata Scholz kepada wartawan pada Rabu (14/03/2024). “Tentu saja tepat untuk duduk bersama dan berbicara sekarang,” tambahnya, sambil menyinggung bahwa amunisi dan artileri ke Ukraina adalah masalah mendesak yang akan dibahas. Scholz menegaskan bahwa hubungannya dengan Macron "sangat bersahabat."

Dalam wawancara tersebut, Macron mengritik lawan-lawan dalam negeri yang tidak mendukung perjanjian keamanan bilateral dengan Ukraina yang disahkan di parlemen awal minggu ini.

"Abstain dan memberikan suara menentang dukungan untuk Ukraina artinya memilih kekalahan," katanya.

Namun, dukungan untuk Ukraina di kalangan para pemilih Prancis telah menunjukkan tanda-tanda penurunan. Jumlah orang yang berpendapat bahwa Paris harus mempertahankan tingkat bantuan militer saat ini telah turun 9 poin sejak musim panas lalu menjadi 43%, berdasarkan survei terhadap 1.504 orang dewasa pekawan lalu oleh lembaga jajak pendapat Elabe untuk BFM TV dan surat kabar La Tribune Dimanche.

Empat perlima mengatakan mereka khawatir dengan gagasan bahwa perang akan menyebar ke luar Ukraina, dan menentang penempatan pasukan Prancis di wilayah Ukraina.

"Apa yang terjadi di Ukraina?" tanya Macron. "Sebuah perang yang penting bagi Eropa dan Prancis."

(bbn)

No more pages