Sedangkan peringatan yang lebih moderat atau siaga diberikan pada wilayah lainnya yaitu Banten, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Barat.
Tiga Bibit Siklon Tropis
Menurut Dwikorita, cuaca ekstrem berupa hujan berintensitas sedang hingga lebat dipicu berkembangnya sejumlah bibit siklon tropis di Samudera Hindia. Dinamika atmosfer ini bahkan telah menyebabkan hujan dengan intensitas ekstrem atau di atas 150 mm, yaitu mencapai 238 mm, pekan lalu.
Berdasarkan pantauan BMKG, Bibit Siklon Tropis 91 S tercatat tengah memiliki kecepatan angin maksimal 30-35 knots atau setara 56-68 km per jam; dengan tekanan udara mencapai 998 hektopaskal. Bibit ini bergerak ke arah tenggara dan berpotensi menjadi siklon tropis berintensitas sedang hingga tinggi dalam 24 jam ke depan.
Kedua, Bibit Siklon Tropis 94 S yang tercatat memiliki kecepatan angin hingga 28-37 km per jam dengan tekanan udara di pusat sistem sebesar 999,9 hekto paskal. Bibit siklon ini bergerak ke arah timur tenggara. Bibit ini berpeluang menjadi siklon tropis dengan kategori rendah dalam 24 jam ke depan
Ketiga, Bibit Siklon Tropis 93 P yang tercatat tengah memiliki kecepatan angin maksimal 37-46 km per jam dengan tekanan udara di pusat sistem mencapai 1.003 hektopaskal. Bibit siklon ini bergerak ke arah tenggara dan berpotensi menjadi badai tropis kategori rendah dalam waktu 24 jam.
"Ada peluang untuk jadi badai tropis sedang hingga tinggi atau cukup tinggi dalam 24 jam ke depan yaitu bibit siklon tropis 91 P," ujar Dwikorita.
Sebelumnya, tiga bibit siklon tropis ini telah memicu hujan lebat di Nabire, Papua Barat dengan intesitas mencapai 101,4 mm. Lebih tinggi, ketiganya memicu hujan lebat di Maros, Sulawesi Selatan dengan intensitas 102,9 mm.
Pada periode yang sama, 8-14 Maret 2024, tiga bibit siklon tersebut memicu hujan dengan intensitas ekstrem yaitu mencapai 156 mm di Kupang, NTT. Selain itu memicu hujan berintensitas sangat ekstrem hingga 238 mm di Jawa Tengah.
(mfd/frg)