Laporan data penjualan ritel ini memperlihatkan bahwa konsumen AS semakin mewaspadai kondisi pasar tenaga kerja mulai melemah, akses kredit menjadi lebih terbatas, dan kenaikan harga yang berlanjut melukai daya beli.
Meskipun begitu, data klaim pengangguran yang dilaporkan terpisah pada hari yang sama, memperlihatkan angka yang tetap rendah secara historis.
Pasar tenaga kerja yang kuat, serta inflasi yang membandel, sepertinya akan menjadi alasan bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga dalam rapat komite terbuka (FOMC) pekan depan.
Laporan Beige Book Fed baru-baru ini mengenai bisnis regional mengindikasikan bahwa para pembeli semakin sensitif terhadap harga. Data lain minggu ini menunjukkan inflasi harga konsumen dan produsen berada di atas perkiraan untuk bulan kedua di Februari, mencerminkan kenaikan harga barang setelah berbulan-bulan mengalami penurunan.
Meskipun perkembangan inflasi bergerak sideways saat ini, sebagian besar ekonom dan eksekutif memperkirakan tekanan harga akan terus berkurang, yang dapat membantu mendukung belanja konsumen dalam waktu dekat.
"Disinflasi adalah kata yang tepat untuk kuartal ini di sektor ritel. Itu adalah hal yang baik bagi konsumen," kata Michael Fiddelke, COO dan CFO sementara Target Corp dalam panggilan telepon perusahaan minggu lalu.
Angka-angka ritel sebagian besar mencerminkan pembelian barang dagangan, yang merupakan bagian yang relatif sempit dari keseluruhan pengeluaran konsumen.
Data yang akan dirilis akhir bulan ini akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai pengeluaran yang disesuaikan dengan inflasi untuk barang dan jasa di Februari.
Data yang keluar hari ini menunjukkan pembelian yang dilakukan di restoran dan bar--satu-satunya kategori sektor jasa dalam laporan tersebut--pulih setelah dua bulan mengalami penurunan.
(bbn)