Augusta Saraiva - Bloomberg News
Bloomberg, Penjualan ritel Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih kecil ketimbang perkiraan pasar setelah mencatat penurunan tajam pada awal tahun, menggarisbawahi lagi kekhawatiran terhadap kekuatan daya beli konsumen di negeri itu.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis pagi waktu setempat, kinerja penjualan ritel pada Februari, yang tidak disesuaikan dengan inflasi, tumbuh 0,6% dari Januari setelah direvisi turun dari bulan sebelumnya. Sedang bila tidak memasukkan penjualan mobil, penjualan ritel Februari hanya naik 0,3% secara bulanan.
Metrik | Aktual | Perkiraan |
Penjualan ritel (MoM) | +0,6% | +0,8 |
Penjualan mobil, gas (MoM) | +0,3% | +0,3% |
Penjualan 'kelompok kontrol' (MoM) | +0,0% | +0,4% |
Delapan dari 13 kategori membukukan kenaikan, dipimpin oleh penjualan di toko bahan bangunan dan diler mobil, yang mengalami kenaikan terbesar sejak Mei. Belanja tercatat turun di gerai-gerai furnitur, serta toko-toko kesehatan dan perawatan pribadi, pakaian, dan e-commerce.
Apa yang disebut sebagai kelompok penjualan terkendali--yang digunakan untuk menghitung produk domestik bruto--tidak berubah di Februari setelah turun di bulan sebelumnya. Ukuran ini--yang tidak termasuk kinerja penjualan sektor layanan makanan, diler mobil, toko bahan bangunan, dan pom bensin--menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih lemah sejauh ini di kuartal pertama.
Laporan data penjualan ritel ini memperlihatkan bahwa konsumen AS semakin mewaspadai kondisi pasar tenaga kerja mulai melemah, akses kredit menjadi lebih terbatas, dan kenaikan harga yang berlanjut melukai daya beli.
Meskipun begitu, data klaim pengangguran yang dilaporkan terpisah pada hari yang sama, memperlihatkan angka yang tetap rendah secara historis.
Pasar tenaga kerja yang kuat, serta inflasi yang membandel, sepertinya akan menjadi alasan bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga dalam rapat komite terbuka (FOMC) pekan depan.
Laporan Beige Book Fed baru-baru ini mengenai bisnis regional mengindikasikan bahwa para pembeli semakin sensitif terhadap harga. Data lain minggu ini menunjukkan inflasi harga konsumen dan produsen berada di atas perkiraan untuk bulan kedua di Februari, mencerminkan kenaikan harga barang setelah berbulan-bulan mengalami penurunan.
Meskipun perkembangan inflasi bergerak sideways saat ini, sebagian besar ekonom dan eksekutif memperkirakan tekanan harga akan terus berkurang, yang dapat membantu mendukung belanja konsumen dalam waktu dekat.
"Disinflasi adalah kata yang tepat untuk kuartal ini di sektor ritel. Itu adalah hal yang baik bagi konsumen," kata Michael Fiddelke, COO dan CFO sementara Target Corp dalam panggilan telepon perusahaan minggu lalu.
Angka-angka ritel sebagian besar mencerminkan pembelian barang dagangan, yang merupakan bagian yang relatif sempit dari keseluruhan pengeluaran konsumen.
Data yang akan dirilis akhir bulan ini akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai pengeluaran yang disesuaikan dengan inflasi untuk barang dan jasa di Februari.
Data yang keluar hari ini menunjukkan pembelian yang dilakukan di restoran dan bar--satu-satunya kategori sektor jasa dalam laporan tersebut--pulih setelah dua bulan mengalami penurunan.
(bbn)