Produksi migas terbesar berasal dari Pertamina EP, Pertamina ONWJ, Pertamina Hulu Mahakam, serta Pertamina Hulu Rokan yang mengambil alih operasional Blok Rokan pada Agustus 2021. Blok Rokan mampu menyumbang produksi minyak tertinggi di Indonesia yakni sebesar 161.623 bph.
“Di tangan anak usaha Pertamina produksi lapangan minyak di Blok Rokan terus meningkat, sehingga mampu berkontribusi signifikan dalam produksi minyak nasional,” imbuhnya.
Sekadar catatan, realisasi produksi siap jual atau lifting minyak pada 2023 resmi meleset jauh dari target, dengan capaian hanya 612.000 barel per hari (bpd) pada 31 Desember dari bidikan sejumlah 660.000 bpd.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, bagaimanapun, menyebut realisasi lifting 2023 tersebut masih tetap bisa dijadikan entry level yang cukup tinggi untuk mengawali pencapaian target 2024.
Pada 2024, sesuai dengan asumsi makro, lifting minyak ditargetkan mencapai 635.000 bph, turun dari target tahun lalu. Agar tidak meleset lagi, Dwi menyebut SKK Migas telah menyiapkan beberapa program prioritas hulu migas tahun ini.
“Salah satu fokus utama pada 2024 adalah kegiatan eksplorasi. Kami akan melakukan upaya berkelanjutan dalam menemukan cadangan baru. Belum lama ini, penemuan besar di Geng North dan South Andaman telah mencatatkan diri sebagai giant discovery pada 2023, hal ini mendorong semangat eksplorasi yang akan terus dilakukan pada 2024,” ujarnya awal Januari.
Target Pertamina 2024
Di lain sisi, Pertamina justru menetapkan target produksi minyak 2024 yang sedikit di bawah target lifting nasional tahun ini. Perseroan hanya menetapkan target produksi minyak sebanyak 627.000 bph untuk 2024.
Fadjar Djoko Santoso sebelumnya mengatakan target produksi minyak perseroan tahun ini meningkat 5% dibandingkan dengan target tahun lalu sebanyak 595.000 bph.
“Adapun, untuk target 2024 meningkat 7% bila dibandingkan dengan prognosis [Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan] RKAP 2023 yaitu 584.000 bph,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz.
Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, Pertamina Subholding Upstream juga akan menjalankan beberapa inovasi termasuk pengeboran sumur minyak nonkonvensional (MNK) di wilayah kerja (WK) Rokan.
“Saat ini telah dilakukan pengeboran di Sumur Gulamo DET dengan target post drill pada Agustus 2024, kemudian dilanjutkan dengan tajak sumur kelok DET pada Maret 2024,” ujarnya.
Dari hasil tajak kedua sumur tersebut kemudian dilakukan Study Potential MNK untuk kemudian dilanjutkan dengan position paper untuk menentukan model bisnis serta pengembangan lanjut MNK.
(wdh)