Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah ditutup melemah tipis dalam perdagangan hari ini, Kamis (14/3/2024) seiring dengan meningkatnya antisipasi pelaku pasar jelang rilis data inflasi harga produsen Amerika Serikat (AS) dan penjualan ritel negeri itu nanti malam.
Rupiah melemah bersamaan dengan tekanan yang juga dialami oleh sebagian mata uang Asia lain hari ini. Won Korea melemah 0,27%, terdalam di Asia, disusul oleh dolar Taiwan dan dong Vietnam yang sama-sama tergerus 0,12% terhadap dolar AS.
Rupiah tergerus 0,03% ke kisaran Rp15.582/US$, ketika ringgit Malaysia dan dolar Singapura serta rupee India masih berhasil menguat terhadap the greenback.
Rupiah kesulitan bangkit karena tekanan di pasar surat utang domestik yang masih berlanjut dengan kenaikan imbal hasil surat utang (INDOGB) terutama tenor pendek 2Y yang naik 2,1 bps ke 6,274%, disusul kenaikan tenor panjang 30Y 1,4 bps ke 5,925% dan tenor 10Y naik 0,8 bps jadi 6,628%.
Sedangkan imbal hasil INDON, surat utang pemerintah berdenominasi dolar AS, semua tenor terpantau naik terutama tenor 5Y yang naik 2,6 bps dan tenor 30Y yang naik 3,1 bps.
Rupiah tidak bisa lagi terangkat sentimen risk on yang kembali mengerek kinerja indeks harga saham, IHSG ditutup menguat 0,16% memperbarui rekor tertinggi sepanjang masa.
Hari ini, Bank Indonesia melansir data penjualan ritel yang terkontraksi pada Januari sebesar -3,5% dan diperkirakan kontraksinya berlanjut pada Februari -0,9% di tengah tekanan daya beli masyarakat Indonesia akibat lonjakan harga pangan.
Esok hari, pasar akan menanti rilis data neraca dagang Februari yang diprediksi akan kembali mencetak surplus. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi nilai surplus neraca dagang RI pada Februari US$ 2,32 miliar. Lebih tinggi ketimbang Januari yang surplus US$ 2,01 miliar, nilai surplus terendah sejak Juli 2023.
Arus keluar modal asing dari pasar domestik memuncak dengan posisi kepemilikan asing di surat berharga negara semakin berkurang ke posisi Rp825,89 triliun per 8 Maret lalu, terendah sejak akhir November 2023.
Lelang SUN yang dilangsungkan kemarin juga mencatat penurunan tipis nilai permintaan yang masuk dari pelaku pasar.
(rui)