ByteDance memiliki basis di Beijing, dan China mewajibkan semua perusahaan untuk berbagi data terkait keamanan nasional dengan pemerintah jika diminta, dilaporkan Bloomberg News.
TikTok juga dikhawatirkan sebagai alat propaganda, dan semakin dikuatkan dengan pernyataan Direktur FBI, Christopher Wray, yang bilang bahwa terdapat “keprihatinan keamanan nasional yang signifikan” terkait dengan TikTok.
Dalam sebuah skenario, TikTok diklaim akan menyerang kepentingan AS, sekaligus menjadi medium baru pertikaian kedua negara dalam hal teknologi. TikTok dituduh melakukan pola pengumpulan data > memata-matai > dan menjalankan operasi memengaruhi.
Dengan puluhan juga penggunanya, TikTok sebagai media sosial bukan tidak mungkin a membentuk opini masyarakat AS dengan menekankan atau mempromosikan video tertentu secara strategis.
Seorang pejabat menyebut app itu "kuda Troya" yang bisa memberi kemampuan pada China memanipulasi pemikiran warga AS.
Bagi pendukung RUU, aksi TikTok melakukan kampanye lobi kepada penggunanya di AS. TikTok mengirimkan notifikasi pop-up agar penggunanya menghubungi perwakilan mereka untuk menentang RUU tersebut.
Kampanye terakhir, lanjut salah satu anggota DPR Mike Gallagher dari Partai Republik Wisconsin, makin menguatkan kepercayaannya bahwa TikTok berbahaya dan memiliki ‘senjata untuk memengaruhi’.
TikTok Tolak Anggapan Curi Data Warga AS
TikTok berulang kali menyatakan bahwa perusahaan bebas dari pengaruh China. TikTok telah lama bersikeras bahwa mereka tidak membagikan data pribadi dengan pemerintah China.
“Saya tegaskan: ByteDance bukan agen China atau negara lain,” kata CEO TikTok Shou Chew dalam rapat dengar pendapat. Chew juga menyinggung platformnya tidak lebih mengancam dibandingkan media sosial sejenis, macam YouTube dan Instagram asal AS.
Upaya tetap mempertahankan pasar AS telah ditunjukkan TikTok dengan tersebarnya petinggi-petinggi perusahaan dan tidak ada satupun berdomisili di China. Chew tinggal di Singapura, direktur operasi TikTok bermukim i AS dan kepala keamanan dan kepercayaan global TikTok tinggal di Irlandia.
Hal lain adalah memindahkan data server pengguna AS, yang dianggap sensitif, ke aset milik Oracle di Austin, Texas — dalam operasi yang dikenal dengan nama Project Texas. TikTok juga mengatakan source code boleh dikaji oleh pihak ketiga.
Draf Aturan Larangan TikTok Minim Rintangan
DPR meloloskan RUU ini hanya delapan hari setelah anggota parlemen mengajukannya. Jika RUU kemudian masuk Kongres dan disepakati secara aklamasi oleh DPR dan Senat, maka akan dibawah ke pemerintahan Presiden Joe Biden untuk disahkan.
Dampak terburuk bagi TikTok saat aturan berlaku maka aplikasi akan dilarang, baik melalui toko aplikasi AS seperti yang dijalankan oleh Apple Inc dan Google dari Alphabet Inc, ataupun penyelenggara jasa internet (ISP).
TikTok masih bisa beroperasi dengan syarat menjual aplikasi berbagi video tersebut di AS. ByteDance memiliki waktu enam bulan untuk menaati aturan baru Amerika.
Ide ini pernah dibahas lewat penjajakan jual beli aset Amerikanya kepada Oracle Corp pada era pemerintahan Presiden Donald Trump.
Project Texas telah dilaksanakan, dengan Oracle akan menjadi tuan rumah data pengguna AS, meninjau perangkat lunak TikTok, dan mengangkat dewan pengawas yang disetujui pemerintah. Tapi pejabat AS kemudian mengatakan Project Texas tidak cukup baik dan mendesak ByteDance untuk menjualnya. Perusahaan kemudian menolak.
(wep)