Logo Bloomberg Technoz

Bersamaan dengan itu, emiten batu bara pelat merah itu juga sempat mengumumkan keadaan kahar atau force majeure, akibat terhalangnya pengangkutan batu bara.

"Betul [imbas] saat kejadian, karena jalur kereta api tidak dapat digunakan karena proses evakuasi," ujar Corporate Secretary PTBA Niko Chandra kepada Bloomberg Technoz, Kamis (13/3/2024).

Meski begitu, Niko tak mendetail besarnya dampak pengiriman volume batu bara imbas adanya insiden tersebut. Yang jelas, kejadian tersebut berpotensi menghambat rencana PTBA untuk meningkatkan volume pengiriman batu baranya.

Target Produksi dan Kinerja Keuangan

Diketahui, PTBA sendiri telah menargetkan produksi batu bara pada tahun ini mencapai 41,3 juta ton, dengan target pengangkutan sebesar 33,7 juta ton.

Target tersebut tak berbeda jauh dari capaian produksi perseroan pada tahun sebelumnya atau 2023 yang tercatat mencapai 41,9 juta ton, atau lebih besar dari target yang sebanyak 41 juta ton.

Perusahaan mengatakan, kenaikan produksi tersebut seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton, dengan porsi penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan atau year on year (yoy).

"Kami terus melakukan koordinasi dengan PT KAI dan pihak terkait lainnya untuk percepatan pemulihan jalur, serta memastikan distribusi batu bara dapat berjalan sesuai target yang ditetapkan," ujar Niko.

Meski begitu, perseroan mencatat kinerja keuangan yang  lesu. Sepanjang 2023, Laba bersih dan pendapatan perusahaan pelat merah ini kompak mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Selasa (5/3/2024), pendapatan PTBA konsolidasi sepanjang 2023 tercatat Rp34,48 triliun. Angka ini turun 9,75% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp42,64 triliun.

Penurunan tersebut tak lepas dari segmen penjualan batu bara yang juga mengalami penurunan menjadi Rp37,97 triliun dari sebelumnya Rp42,09 triliun, yang memang disebabkan oleh lesunya harga batu bara.

(ibn/dhf)

No more pages