Berikut ini proyeksi lebih lengkap untuk data PPI nanti malam menurut Bloomberg Economics:
- Inflasi PPI kemungkinan naik 0,4% month-to-month, lebih tinggi dibandingkan 0,3% pada Januari karena kenaikan harga energi. Secara tahunan, angkanya kemungkinan naik 1,2%.
- Inflasi PPI inti kemungkinan melambat jadi 0,3% month-to-month ketimbang bulan sebelumnya 0,5% dan diperkirakan naik 1,9% year-on-year.
- Pada komponen yang masuk ke deflator Price Consumption Expenditure (PCE) inti: Indeks PPI yang terkait jasa keuangan cenderung melemah, biaya manajemen portofilio mungkin tumbuh 1,2% secara bulanan dibanding 5,5% pada Januari. Lalu, inflasi tarif penerbangan diperkirakan naik 3% bila mengeluarkan faktor musiman, lebih tinggi dibanding Januari yang deflasi 1,3%. Adapun harga layanan kesehatan akan menjadi faktor penentu. Prediksi Bloomberg Economics, kenaikan komponen ini yang terjadi pada Januari tidak akan berlanjut karena perusahaan biasanya menaikkan harga di awal tahun.
- Berdasarkan komponen inflasi IHK sejauh ini, ekonom memperkirakan inflasi PCE inti pada Februari akan sebesar 0,34% secara bulanan.
Tadi malam indeks saham Wall Street melemah di mana S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih rendah. Selain data PPI, pasar juga akan mencermati data penjualan ritel AS yang akan memperlihatkan seberapa tangguh perekonomian di tengah pengetatan moneter sekian lama. Klaim data pengangguran juga akan dipublikasikan nanti malam.
"Kami kira imbal hasil Treasury bisa semakin naik jelang FOMC The Fed pekan depan, terutama bila angka PPI lebih tinggi ketimbang perkiraan," kata Will Compernolle di FHN Financial.
Dot plot baru dari FOMC The Fed dan pernyataan pejabat bank sentral dalam konferensi pers akan menjadi katalis utama pasar setelahnya.
(rui)
No more pages