Perhitungan ini tidak termasuk emisi dari kebakaran yang terjadi pada paruh pertama Maret, karena cuaca kering dan berangin terus menjadikan upaya untuk memadamkan api menjadi sebuah tantangan.
Para peneliti membuat perhitungan menggunakan Sistem Asimilasi Kebakaran Global dari Copernicus Atmospheric Monitoring Service, yang “memberikan informasi terkini mengenai lokasi, intensitas, dan emisi kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, dan pembakaran terbuka di seluruh dunia,” kata Luis Carlos Palomino Forero, yang bekerja dengan kantor komunikasi badan tersebut.
Layanan pemantauan ini menggunakan instrumen satelit yang dapat mengukur seberapa panas api yang menyala, yang pada gilirannya dapat membantu memperkirakan emisi.
Selain jejak karbon yang sangat besar, kebakaran di Texas telah membunuh lebih dari 7.000 hewan ternak, serta membakar lahan peternakan dan rumah.
Hal ini juga berdampak pada lahan yang dikhususkan untuk kredit karbon, meskipun berapa banyak CO2 yang dilepaskan dari lahan tersebut masih belum diketahui. Kebakaran Smokehouse Creek, yang kemungkinan besar dipicu oleh peralatan Xcel Energy Inc., telah membakar lebih dari 1 juta hektare lahan di Texas dan Oklahoma. Pada 13 Maret, rekor kebakaran telah berhasil diatasi sebesar 89%, menurut Dinas Kehutanan A&M Texas.
(bbn)