Namun, dia juga menekankan pentingnya untuk melakukan kajian mendalam dan melibatkan semua pihak terkait agar kebijakan yang diambil tidak berdampak negatif pada pengusaha industri minuman.

"Karena kami juga menginginkan masyarakat yang sehat, konsumen yang sehat, tetapi bagaimana caranya? Caranya harus dilakukan secara bersama-sama untuk memastikan jangan sampai kebijakan ini malah jadi kebijakan yang negatif," tegasnya.

Untuk diketahui, Singapura telah menerapkan peraturan yang mewajibkan setiap minuman siap sajinya diberi label  nilai kandungan nutrisi atau nutri-grade. Kebijakan ini ditujukan untuk mengetahui apakah minuman tersebut baik dikonsumsi atau tidak.

Tujuan label ini adalah untuk membantu konsumen mengidentifikasi minuman yang lebih tinggi kadar gula dan lemak jenuh, dan untuk mengurangi pengaruh iklan terhadap preferensi konsumen.

Adapun dalam label tersebut diketahui bahwa minuman paling sehat diberi nilai "A", sedangkan yang memiliki kandungan gula dan atau lemak jenuh tertinggi mendapatkan nilai "D".

(prc/wdh)