Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang anjlok 13,7%, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) jatuh 12,4%, dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS) ambruk 9,64%.
IHSG menjadi sedikit dari sekian Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari, PSEI (Filipina), Straits Times (Singapura), Kospi (Korea Selatan), SETI (Thailand), yang menguat masing-masing 1,25%, 0,64%, 0,44%, dan 0,34%.
Sementara Bursa Saham Asia lainnya kompak ada di zona merah i.a SENSEX (India), KLCI (Malaysia), Shanghai Composite (China), Topix (Jepang), Nikkei 225 (Tokyo), Shenzhen Comp. (China), dan Hang Seng (Hong Kong), yang terpangkas masing-masing 1,46%, 1,06%, 0,4%, 0,33%, 0,26%, 0,11%, dan 0,07%.
IHSG berhasil mengikuti apa yang terjadi di Wall Street. Dini hari tadi waktu Indonesia, Bursa Saham New York kompak melaju di zona hijau.
Indeks Nasdaq Composite melonjak 1,54%, S&P 500 menguat 1,12%. Sementara, Dow Jones Industrial Average (DJIA) menghijau dengan kenaikan 0,61%.
Sentimen yang mewarnai laju indeks hari ini adalah datang dari data inflasi Amerika Serikat semalam.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, inflasi Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat pada Februari mencatat angka yang melampaui perkiraan pasar, memperkuat kebijakan Bank Sentral (Federal Reserve/The Fed) untuk berhati-hati sebelum memutuskan memangkas suku bunga acuan.
Inflasi inti pada Februari, tercatat 0,4%, menguat dari Januari di angka 0,3%. Secara tahunan, inflasi inti AS pada bulan lalu tercatat 3,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi pasar 3,7% meski melandai dari Januari di 3,9%.
Para ekonom menilai inflasi inti sebagai indikator yang lebih baik ketimbang inflasi IHK. Inflasi IHK tercatat di angka 3,2%, naik dari sebelumnya 3,1% pada Januari.
Selain rilis Indeks Harga Produsen yang akan datang, ini adalah laporan inflasi utama terakhir yang akan dilihat oleh The Fed sebelum pertemuan Rapat Komite Terbuka (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 20 Maret nanti atau minggu depan.
Dengan data-data yang ada, para pembuat kebijakan diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan untuk pertemuan kelima berturut-turut, para pelaku pasar akan mencari petunjuk lanjutan ‘Kapan’ Bank Sentral akan mulai menurunkan biaya pinjaman.
(fad)