Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga Bitcoin kembali menembus rekor ke level US$73.480,48 (sekitar Rp1,14 miliar) pada pukul 15:50 waktu Indonesia. Terjadi kenaikan 2,58% dalam 24 jam terakhir. Dalam daily moving average, Bitcoin bahkan sempat menembus US$73.709 (sekitar Rp1,15 miliar) per koin.
Pergerakan harga Bitcoin dalam satu jam berada di kisaran US$70.590-US$73.481,1. Altcoin lain juga relatif menghijau, seperti Ether mencatat kenaikan 2,1% ke level US$4.063,19. Solona naik 1,2% menjadi US$152.
Sementara Cardano dan Avalanche masing-masing mencatatkan kenaikan 4,6% dan 16%. Cardano hingga pukul 15:50 berada di harga US$0,77 dan Avalanche US$54,12. Shiba Inu juga mencatat kenaikan 3,3% menjadi US$0,000033.
Berdasarkan laporan Bloomberg News, Bitcoin sempat mengalami kenaikan harga 3,3% pada pukul 15:26 waktu Indonesia sebagai dampak dari US$10 miliar dana masuk ke instrumen ETF Spot Bitcoin, didominasi oleh BlackRock Inc dan Fidelity Investments.
Meskipun dampak ETF terhadap harga sudah jelas, instrumen ini bertanggung jawab atas perubahan yang lebih halus dalam cara Bitcoin diperdagangkan. Kemunculannya membuat pola perdagangan kripto semakin mirip dengan pola yang terlihat di pasar tradisional.
Dalam catatan volume transaksi 10 ETF spot, yang resmi disetujui Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), telah sejalan dengan lonjakan Bitcoin.
Pada tanggal 5 Maret saja, US$10,4 miliar dari total US$61 miliar volume perdagangan spot Bitcoin masuk ke produk ETF.
“Likuiditas Bitcoin telah meningkat pesat selama dua bulan terakhir dan naik sekitar 60% sejak persetujuan ETF spot pada awal Januari. Baik pembuat pasar maupun pedagang telah kembali ke pasar dengan kedalaman BTC 2% sekarang mendekati level sebelum ETF dalam dolar AS,” kata analis Kaiko, Dessislava Aubert, kepada Bloomberg melalui email.
Indeks Volatilitas Bitcoin T3, yang menggunakan harga opsi untuk memberikan gambaran tentang perubahan yang diharapkan dalam 30 hari dalam token, telah melonjak ke level tertinggi. Indikator kenaikan terjadi setelah runtuhnya perusahaan exchanger FTX milik Sam Bankman-Fried.

Lonjakan ini menunjukkan bahwa pasar kripto harus bersiap-siap untuk lebih banyak lagi pergerakan Bitcoin. Pada pekan lalu terjadi ayunan intraday lebih dari 14 poin persentase. Penulis Crypto Is Macro Now Noelle Acheson kemudian mengingatkan bahwa pergerakan ETF bisa membuat kaget para investor.
Analis BI Eric Balchunas dan Athanasios Psarofagis memberi catatan bahwa gerak pasar kripto yang terjadi dalam beberapa hari terakhir mencerminkan bahwa investor ETF jadi salah satu pemegang aset terkuat dan tidak mungkin lari keluar saat terjadi penarikan dana.
ETF digunakan sebagai alokasi “saus pedas” berbentuk kecil untuk portofolio inti. Ini berarti investor akan memiliki toleransi yang lebih besar terhadap volatilitas, kata mereka. ARK Innovation ETF milik Cathie Wood menunjukkan dinamika yang serupa, tambah para analis.

Riset analis Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan bahwa new all time high (ATH) telah terbentuk pada Selasa dini hari. Estimasinya akan terus reli, namun jika turun di bawah US$70.000, maka potensi pelemahan ke support terdekat di US$69.000.
“Blockchain Ethereum (ETH) sedang menantikan peningkatan Dencun yang akan diluncurkan pada 13 Maret 2024. Diperkirakan akan menurunkan biaya transaksi (gas fee) pada jaringan layer-2 seperti Polygon (MATIC), Arbitrum (ARB), Optimism (OP) dan jaringan layer-2 lainnya. Peningkatan ini menandai peralihan menuju solusi lapisan dua untuk meningkatkan skalabilitas dan aktivitas jaringan Ethereum, yang berpotensi akan berdampak positif ke ekosistem Ethereum,” tulis dia dalam sebuah catatan, Selasa.
“Pasar aset kripto sedang dalam tren bullish pasa BTC mencetak harga tertinggi baru. Meski demikian, tentu saja sulit untuk mengetahui seberapa banyak Bitcoin bisa naik lagi dalam waktu dekat. Meskipun banyak yang merasa optimis,investor diharapkan waspada terhadap potensi jika terjadinya pembalikan arah.”

(wep)